Belajar Meneladani Ajaran Buddha 42
Tanya Jawab Seputar Belajar Meneladani Ajaran Buddha
👁 1 View2017-09-18 11:00:50
Pertanyaan :
“Ajaran Buddha ada dalam kehidupan keseharian”, tetapi mengapa ada yang bilang umat berkeluarga lebih banyak kerisauannya, sehingga saya ingin menjauhi lingkungan kehidupan ini, mencari tempat yang sunyi untuk melatih diri. Mohon ceramahnya.
Master Chin Kung Menjawab :
Kekotoran batin dan pencerahan adalah satu dan bukan terpisah. Setelah tercerahkan maka kekotoran batin menjadi pencerahan; jika sebaliknya tersesat, pencerahan akan berubah menjadi kekotoran batin, kekotoran batin (klesa) dan pencerahan (Bodhi) adalah satu hal.
Di dalam sutra sering dikatakan “Klesa adalah Bodhi, roda samsara adalah Nirvana”, ini adalah kenyataan. Saat kondisi tidak menyenangkan muncul, jika timbul kerisauan, maka akan mengalami kemunduran batin, yakni menggunakan hati tumimbal lahir menciptakan karma tumimbal lahir; jika saat menghadapi masalah masih dapat menjaga kesucian dan keseimbangan batin, maka ini adalah Buddha dan Bodhisattva, sehingga dapat melampaui enam alam tumimbal lahir, mengakhiri roda samsara, maka itu tersesat dan tercerahkan hanya ada dalam sebersit niat pikiran kita.
Praktisi yang giat melatih diri, jika masih difitnah dan dipandang rendah, ini karena sejak kalpa yang tanpa awal, menjalin permusuhan dengan makhluk lain, sekarang jalinan jodohnya sudah ketemu, maka akibatnya juga bermunculan. Di dalam sutra tercantum bahwa ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, juga sering difitnah, diremehkan, bahkan dicelakai, namun Buddha tidak peduli sama sekali, tidak ada sedikitpun niat membenci atau balas dendam, maka itu dapat menggugah para pengikut aliran luar.
Maka itu, ketrampilan melatih diri yang sesungguhnya adalah yang tak tergoyahkan. Diri sendiri harus memahami, orang lain menghina dirimu, menfitnah dirimu, bahkan mencelakai dirimu, semua ini sedang membantu dirimu meningkatkan kondisi batin, membantumu mengeliminasi rintangan karma, membantu membuka kebijaksanaanmu.
Jika anda tidak sanggup menahan diri, timbul kebencian dan menaruhnya di hati, maka ini adalah merendahkan diri sendiri, sehingga mengalami kemunduran batin. Tidak ada kaitannya dengan orang lain. Mengapa Buddha dan Bodhisattva, praktisi sejati, mereka dapat mempergunakan segala kondisi, baik yang tidak menyenangkan maupun yang menyenangkan, untuk meningkatkan kemajuan batin dan bukan malah mengalami kemunduran, kebenaran ini harus dipahami. Anda bukan hanya menciptakan karma buruk, juga telah merendahkan diri sendiri, dan mengalami kemunduran batin.
“Selamanya hidup dalam dunia yang penuh rasa syukur”, kita senantiasa berterimakasih, tiada rasa benci. “Menghadapi kondisi tidak menyenangkan dan jodoh yang buruk, tiada timbul kebencian maka rintangan karma tereliminasi”; “Menghadapi kondisi menyenangkan dan jodoh yang baik, tiada timbul ketamakkan dan kebodohan(moha), maka muncullah berkah dan kebijaksanaan”.
Maka itu jika dalam kondisi suka dan duka tidak timbul dosa, lobha dan moha, ini adalah ketrampilan melatih diri. “Tidak takut timbulnya niat pikiran, hanya takut terlambat menyadarinya”, begitu niat pikiran lobha, dosa dan moha muncul, segera menyadarinya, dengan lafalan Amituofo meredam lobha, dosa dan moha, sudah ditekan, ini disebut ketrampilan melatih diri, ini disebut bisa melafal Amituofo; jika mulut melafal Amituofo, tetapi lobha, dosa dan moha di hati masih belum bisa dikendalikan, ini disebut tidak bisa melafal Amituofo, ini seperti kata sesepuh “melafal sampai tenggorokan pecah pun sia-sia saja”.