Belajar Meneladani Ajaran Buddha 69
Tanya Jawab Seputar Belajar Meneladani Ajaran Buddha
👁 1 View2017-09-18 10:56:30
Pertanyaan :
Saya mengenal seorang upasaka, dia mengaku Bodhisattva Avalokitesvara merasuki tubuhnya, dia juga membantu orang lain melihat kehidupan lampau mereka, membantu membersihkan rumah-rumah yang ada makhluk halusnya, sama sekali tidak menerima bayaran, hanya menasehati para kliennya agar percaya pada Hukum Karma.
Dia juga mengemukakan penyebab dari wabah penyakit SARS, karena pada kehidupan lampau membunuh kera dan makan daging kera. Jika pada masa kehidupan lampau tidak melakukan karma ini, meskipun sempat masuk rumahsakit juga takkan ada masalah. Apakah benar perkataannya, apa yang dia lakukan, apakah sesuai dengan Ajaran Buddha? Apakah ini termasuk sesat?
Master Chin Kung Menjawab :
Di dalam pintu Ajaran Buddha ada sebuah pepatah, yakni “Jelmaan asli takkan membocorkan identitasnya, jika yang membocorkan identitasnya bukanlah jelmaan asli”. Andaikata memang benar dia adalah jelmaan Buddha atau Bodhisattva, maka dia takkan membocorkan identitasnya; meskipun orang lain yang mengatakannya, dia juga takkan mengakuinya. Sejak dulu hingga sekarang, setiap generasi turun temurun, semuanya mematuhi aturan ini. Jika identitas mereka terbongkar, maka segera meninggal dunia, takkan berdiam di dunia ini, jika tidak pergi, maka akan terjadi dampak yang tak diinginkan. Apalagi di setiap Dharmadhatu ada peraturannya masing-masing, tidak boleh sampai kacau.
Bodhisattva ada di Dharmadhatu lainnya, Bodhisattva datang ke Dharmadhatu ini, tentunya akan muncul dalam penampilan yang sama dengan makhluk di alam ini. Beliau menjelma di alam ini, Beliau akan berperan dan berpenampilan seperti manusia biasa layaknya; andaikata Bodhisattva juga main kemampuan gaib dan super, ini tentunya akan mengacaukan keadaan masyarakat, mengacaukan hati manusia, ini bukan prinsip dari Ajaran Buddha. Dan ini juga telah bertentangan dengan prinsip Ajaran Buddha, meskipun dia berbuat kebajikan, namun dengan penyakit batin ini, tentunya akan membawa dampak negatif.
Makhluk halus yang merasuki tubuh, atau Buddha dan Bodhisattva yang merasuki tubuh manusia, memang benar ada hal demikian. Tetapi harus diketahui bahwa yang palsu itu sangat banyak, asli dan palsu sangat sukar dibedakan. Jika berjodoh bertemu dengannya, maka harus mematuhi satu prinsip yakni dalam menghadapinya harus menggunakan akal rasional, jangan pakai perasaan, takkan terpikat oleh iming-iming keuntungan yang ditawarkan makhluk halus.
Jika sebaliknya malah mempercayainya, mewakilinya mengurus masalah, dia akan memberimu keuntungan, ini untuk memikatmu. Jika anda sudah tak ingin lagi mewakilinya mengurus masalah, maka dia akan memberimu petaka, hingga mengancam dirimu. Kebanyakan orang karena godaan memperoleh keuntungan sehingga jatuh ke dalam jebakan makhluk halus, sepanjang hidup dikendalikan makhluk halus, akhirnya sulit dikatakan lagi.
Di dalam Sutra Surangama dikatakan ada 50 jenis skandha-mara, bilakita amati dengan seksama, yakni mengupas tentang kondisi pada jaman berakhirnya Dharma, kita harus memiliki kebijaksanaan untuk membedakannya. Maka itu, jika perkataannya positif, kita memuji; jika ucapannya negatif, kita segera menjauhinya, memintanya agar pergi, jangan membuat kekacauan di sini. Jika hati kita benar, tindakan benar, maka makhluk halus juga akan sangat menghormati kita. Dengan menggunakan cara ini untuk mengatasinya sudah bagus.
Meskipun mendapat pemberkatan dari Buddha dan Bodhisattva, sikap kita terhadap manusia dan semua makhluk hidup lainnya, haruslah menuruti ajaran sutra, ini barulah benar. Walaupun Buddha dari masa lampau yang datang, juga takkan bertentangan dengan ajaran sutra, hal ini dijelaskan secara terperinci dalam salah satu buah pena Master Shan Dao.
Tak peduli apakah itu adalah jelmaan Arahat atau Bodhisattva, atau bahkan Buddha Sakyamuni, Buddha Amitabha, Buddha Vairocana, apa yang Mereka ajarkan, pasti sama dengan ajaran sutra yang kita pelajari saat kini, pasti takkan bertentangan, ini baru asli.
Semua ajaran para Buddha adalah sama, takkan ada dua jenis ajaran Buddha yang berlainan. Maka itu, anda boleh menasehati teman anda ini, dalam pergaulan jangan bilang ini adalah petunjuk dari Buddha dan Bodhisattva, meskipun Buddha dan Bodhisattva datang membantunya, juga harus berkata sesuai dengan ajaran sutra, begini baru sesuai dengan Dharma.