Hong Sui Ikan
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
👁 1 View2017-09-20 15:31:41
Dari: Adi Margiono, Pekalongan
Namo Buddhaya,
Bhante, orangtua saya membuka rumah makan di rumah. Di situ di letakkan aquarium
yang berisi ikan. Dari dulu selalu ada ikannya dan jualan orangtua saya lumayan ramai.
Tetapi baru kemarin ikan yang ada di aquarium tersebut mulai sakit - sakitan dan tidak
mau makan lagi. Kebetulan papa saya menganut Agama Buddha dan sering membaca
buku tentang Ajaran Sang Buddha. Kemudian papa saya memberikan ikan itu kepada
orang lain karena ia tidak tega melihat kondisi ikan tersebut. Setelah kejadian ini, jualan
orangtua saya mengalami penurunan yang amat sangat dirasakan oleh orangtua saya.
Saya ingin bertanya : Apakah keberadaan ikan tersebut di sana memberikan pengaruh
terhadap usaha orangtua ?
Kata orang - orang yang makan di rumah saya, hal tersebut mempengaruhi hong sui.
Apakah benar Bhante ?
Apakah aquarium tersebut sebaiknya diisi ikan lagi ?
Terima kasih Bhante.
Jawaban:
Dalam masyarakat memang berkembang kepercayaan tentang keberadaan ikan atau
hewan tertentu yang dapat mempengaruhi kelancaran suatu usaha. Bahkan, lukisan
tertentu yang diletakkan dengan tepat dalam suatu ruangan dipercaya mempunyai
kekuatan yang bermanfaat terhadap pemilik rumah.
Namun, dalam pengertian Buddhis, kebahagiaan atau penderitaan hidup, kemajuan
ataupun kemunduran suatu usaha sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik orang
yang mengalaminya. Jadi, ketika rumah makan ramai pengunjung, kondisi tersebut terjadi
karena kamma baik keluarga yang sedang berbuah, bukan karena adanya ikan dalam
aquarium. Sebaliknya, ketika usaha rumah makan mengalami penurunan secara drastis,
maka kondisi tersebut bukan karena ikan sudah tidak ada lagi dalam aquarium, melainkan
karena kamma baik keluarga mulai berkurang.
Oleh karena itu, secara Buddhis, untuk mengatasi kesulitan dalam usaha orangtua kiranya
bukan dengan cara memelihara ikan lain dalam aquarium yang sudah kosong. Disarankan
anggota keluarga memperbanyak kebajikan melalui tindakan badan, ucapan serta pikiran.
Dengan rutin melakukan berbagai kebajikan, diharapkan kamma baik berbuah dalam
bentuk kelancaran usaha yang mungkin bahkan melebihi tingkat penjualan sebelumnya.
Namun, apabila keluarga merasa lebih nyaman mengikuti kepercayaan tentang
pemeliharaan hewan tertentu yang berpengaruh pada usaha, maka boleh saja aquarium itu
diisi lagi dengan ikan sejenis dan dalam jumlah yang tertentu pula.
Tindakan menghubungkan keberadaan ikan dengan kemajuan usaha seperti ini
hendaknya disadari sebagai bagian dari pelaksanaan kepercayaan tertentu bukan
merupakan bagian dari Ajaran Sang Buddha.
Semoga jawaban ini dapat dijadikan perenungan untuk meningkatkan usaha yang sedang
dijalani.
Semoga selalu bahagia.
Salam metta,
B. Uttamo