Sariputta | Hubungan Pendidikan dan Nasib Sariputta

Hubungan Pendidikan dan Nasib

Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-20 15:23:57

Dari: S. Wijaya Kusuma, Jakarta

Namo Buddhaya Bhante,
Bagaimana memahami hubungan pendidikan formal dengan perubahan karma ? Banyak
orang bersusah payah bersekolah dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi, tetapi
setelah lulus ia sulit mencari kerja atau bahkan menganggur. Kalaupun kerja tidak sesuai

yg diharapkan. Lalu apa faedah pendidikan tinggi ? Padahal di sana ada pengorbanan
biaya, waktu dan pikiran.
Mohon penjelasan Bhante.

Jawaban:
Dalam pandangan Buddhis, kamma bukanlah nasib. Kamma adalah niat untuk melakukan
sesuatu dengan pikiran, ucapan dan juga perbuatan badan. Oleh karena itu, berhubungan
dengan pertanyaan di atas, upaya sengaja mendapatkan pendidikan tertinggi juga disebut
sebagai kamma.
Adapun lulusan perguruan tinggi yang belum mendapat pekerjaan sesuai, kiranya perlu
dilihat dari sudut pandang lain. Hendaknya ditimbulkan pengertian bahwa sekalipun
mereka telah lulus perguruan tinggi, mereka masih sulit mendapatkan pekerjaan sesuai,
apalagi jika mereka tidak berpendidikan.
Sebaliknya, mereka yang kurang dalam berpendidikan namun berhasil dalam usaha
hendaknya juga dipikirkan dari sudut pandang lain. Bahwa mereka yang kurang dalam
pendidikan sudah dapat berhasil, apalagi kalau mereka mempunyai kesempatan
mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan demikian, pendidikan yang membutuhkan pengorbanan biaya, waktu serta
pikiran itu sebenarnya cukup penting dan berfaedah untuk meningkatkan kualitas diri
agar mampu mewujudkan keberhasilan. Tentu saja, seseorang yang telah lulus dari
disiplin ilmu apapun juga hendaknya mau berjuang sekuat tenaga untuk mencapai
keberhasilan dalam bidang masing-masing. Sesungguhnya, tidak pernah ada janji yang
diberikan oleh lembaga pendidikan manapun bahwa semua siswa yang belajar di tempat
tersebut pasti akan mencapai keberhasilan. Semua keberhasilan sangat tergantung pada
usaha keras masing-masing individu. Perjuangan keras tanpa putus asa untuk mencapai
keberhasilan itulah yang disebut sebagai kamma atau perbuatan yang dilakukan dengan
niat.
Ketika seseorang mengalami kesulitan mencari pekerjaan, dalam konsep Buddhis, ia
hendaknya memperbanyak kamma baik atau kebajikan dengan badan, ucapan dan juga
pikiran. Setelah ia melakukan berbagai kebajikan, ia boleh mengucapkan tekad agar
kebajikan yang ia lakukan berbuah sesuai dengan harapan. Adapun tekad yang diulangulang
dalam batin itu misalnya SEMOGA DENGAN KEBAJIKAN YANG TELAH
SERING SAYA LAKUKAN INI AKAN MEMBUAHKAN KEBAHAGIAAN DALAM
BENTUK MENDAPATKAN PEKERJAAN YANG SESUAI. SEMOGA
DEMIKIANLAH ADANYA. SEMOGA SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA.
Diharapkan dengan kebajikan atau kamma baik yang rutin dilakukan serta tekad yang
diucapkan, maka pekerjaan setelah lulus sekolah dapat diperoleh dengan lebih mudah.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com