Mempunyai anggota tubuh yang kurang sempurna, apakah kita diperbolehkan untuk mengubahnya ?
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
👁 1 View2017-09-22 09:24:05
Dari: Ira, Tarakan
Namo Buddhaya Bhante.
Apabila kita mempunyai anggota tubuh yang kurang sempurna, apakah kita
diperbolehkan untuk mengubahnya ? Anumodana atas jawaban Bhante.
Jawaban:
Adalah wajar apabila seseorang menginginkan memiliki tubuh yang sempurna dan ideal.
Namun, tentu saja tidak tertutup kemungkinan karena sesuatu hal, ada sebagian orang
yang mempunyai tubuh kurang ideal.
Dalam pengertian Buddhis, seseorang hendaknya berusaha mampu menerima segala
sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, ketika ia mengerti adanya kekurangan pada
tubuhnya, ia hendaknya justru berusaha mempergunakan kekurangan yang ia miliki itu
sebagai suatu kelebihan. Ia hendaknya mampu mengembangkan kualitas diri agar
menjadi berprestasi seperti mereka yang tidak banyak memiliki kekurangan.
Salah satu contoh yang layak disebutkan di sini adalah seorang pianis dari Seoul, Korea
Selatan bernama Hee Ah Lee. Ia menderita lobster claw syndrome. Pada masing-masing
ujung tangan Hee terdapat dua jari yang membentuk huruf V seperti capit kepiting.
Kakinya hanya sebatas bawah lutut hingga tak dapat menginjak pedal piano standar.
Untuk bermain piano, pedal sengaja ditinggikan agar bisa diinjak oleh kakinya yang
pendek itu. Ia juga mengalami keterbelakangan mental. Ia pernah datang dan bermain
konser tunggal di Indonesia. Ia mampu mempergunakan segala kekurangannya itu untuk
bermain piano setara dengan mereka yang berjari lengkap. Kemampuan seperti inilah
yang layak mendapatkan penghargaan. Ia menjadi bukti bahwa kekurangan fisik dan
mental bukanlah akhir segalanya. Dengan mampu menerima kenyataan, seseorang justru
akan mampu meningkatkan kualitas diri di tengah kekurangan yang ia miliki.
Tentu saja, masih banyak contoh lain yang bisa diperoleh dari kehidupan masyarakat
sehari-hari. Banyaknya mereka yang mampu mengatasi kekurangan diri itulah yang akan
menjadi contoh nyata mereka yang memiliki badan ideal untuk lebih banyak berkarya.
Namun apabila seseorang hendak mengubah kekurangan yang dimiliki, maka dalam
pandangan Buddhis, tindakan itu masih bisa dilakukan asalkan sesuai dengan
kemampuan dan kepantasan yang berlaku dalam masyarakat tempat ia bertinggal.
Kondisi perubahan ini sering digambarkan sebagai orang yang mengenakan perhiasan
untuk memperindah penampilan.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam metta,
B. Uttamo