Menambah Karma Baik Untuk Anak
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
👁 1 View2017-09-20 15:30:37
Dari: Hartono Masoen, Surabaya
Namo Buddhaya Bhante,
1. Bagaimana caranya menambah karma baik untuk anak kita yang masih kecil,
mengingat mereka belum mempunyai kemampuan untuk berbuat karma baik sendiri ?
2. Apakah dengan berdana mengatasnamakan anak tersebut bisa membantu ?
3. Apakah kalo mereka membantah atau melakukan sesuatu yg menjengkelkan orang
tuanya (walaupun mereka tidak bermaksud demikian) bisa mendapatkan karma buruk ?
Terima kasih atas jawaban Bhante.
Jawaban:
1. Adalah niat orangtua yang sangat baik dan mulia untuk mengajarkan perilaku sesuai
Dhamma kepada anak-anak di usia dini. Kiranya semakin awal anak dikenalkan dengan
Dhamma, semakin baik pula pengaruhnya untuk perkembangan batin anak di masa
depan.
Di usia dini, anak dapat diajarkan melakukan kebajikan yang sederhana, misalnya berbagi
makanan dengan adik atau teman atau tetangganya. Anak juga dapat dibimbing untuk
menolong hewan yang menderita, misalnya dengan melepas mahluk ke alam bebas atau
fangsen. Anak juga dapat dianjurkan untuk menghindari pembunuhan terhadap semut,
nyamuk serta binatang lemah lainnya. Tentunya masih sangat banyak perilaku baik yang
dapat diajarkan orangtua kepada anak sesuai dengan kondisi yang ada, termasuk
mengajarkan anak membaca paritta maupun melakuan upacara ritual Buddhis.
Pendidikan kemoralan anak seperti ini memang menjadi salah satu tugas orangtua
terhadap anak-anaknya.
2. Orangtua ketika berdana bisa saja diatasnamakan anak yang masih kecil. Tindakan ini
termasuk tambahan kebajikan untuk orangtua. Namun, tentu akan lebih baik, apabila
kondisi memungkinkan, anak dibantu menyerahkan dana itu sendiri kepada mereka yang
memerlukannya. Misalnya, anak sering diajak menyaksikan orangtua ketika
menyerahkan dana ke panti asuhan atau yayasan sosial. Dengan demikian, anak dilatih
untuk terbiasa berbuat baik. Setelah anak nantinya menjadi dewasa, ia tidak akan
canggung lagi untuk berbuat baik kepada mereka yang membutuhkannya. Apabila tahap
ini dapat dicapai, maka salah satu tugas orangtua dalam mendidik kemoralan anak dapat
terlaksana.
3. Dalam pengertian Buddhis, kamma adalah niat. Ketika anak membantah atau
berperilaku yang menjengkelkan, apabila sikap itu dilakukan dengan sengaja, tentulah
tindakan tersebut dapat disebut sebagai kamma buruk. Apabila demikian halnya, maka
telah menjadi tugas orangtua untuk menasehati dan mengarahkan anak-anaknya agar di
masa depan mereka tidak lagi melakukan kamma buruk.
Apabila tindakan mereka tidak disengaja, maka orangtua tetap berkuajiban mengajarkan
perilaku baik kepada anak-anaknya sehingga di masa depan mereka tidak mengulang
perilaku buruk tersebut.
Semoga jawaban ini dapat bermanfaat untuk mendidik anak-anak di usia dini agar
mereka berperilaku sesuai Ajaran Sang Buddha.
Semoga selalu berbahagia.
Salam metta,
B. Uttamo