Mengatur Pikiran
Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo
👁 1 View2017-09-22 11:03:09
Dari: Ricky Cen, Medan
Namo Buddhaya Bhante.
Saya ingin bertanya, kenapa sich sulit banget mengatur pikiran kita ? Padahal saya selalu
menyadari ketika kesedihan, keinginan, kegembiraan dan kondisi apapun bukan diri yang
sebenarnya. Contohnya, ketika duka lagi datang saya menyadari untuk tidak hanyut. Tapi
kok hanya sebentar Bhante ? Untuk benar-benar sadar agak sulit.
Mohon penjelasan Bhante.
Terima kasih.
Jawaban:
Dalam Dhamma disebutkan bahwa pikiran adalah pelopor segalanya. Suka dan duka
adalah hasil dari pikiran sendiri. Oleh karena itu, ketika seseorang mampu mengatur dan
mengendalikan pikiran, ia pun akan mampu mengatasi suka maupun duka.
Hanya saja, tentu tidak mudah untuk mengendalikan pikiran. Tidak mudah bukan berarti
tidak mungkin. Perlu kesabaran, waktu, ketekunan dan semangat untuk berusaha. Salah
satu sarana untuk meningkatkan kemampuan mengendalikan pikiran adalah berlatih
meditasi. Ada dua jenis meditasi yang dikenal yaitu meditasi konsentrasi dan meditasi
mengembangkan kesadaran. Kedua jenis meditasi ini saling membantu untuk
meningkatkan pengendalian pikiran.
Agar mampu mengendalikan pikiran, seseorang pada awalnya perlu berlatih meditasi
konsentrasi. Meditasi ini dilakukan dengan upaya penuh berkonsentrasi pada obyek yang
telah ditentukan, misalnya merasakan proses masuk dan keluarnya pernafasan yang
mengalir secara alamiah. Apabila pikiran telah mampu berkonsentrasi, maka
pergunakanlah konsentrasi tersebut untuk menyadari segala gerak gerik pikiran, segala
bentuk ucapan maupun tindakan. Dengan perkataan lain, sadarilah secara total semua
tindakan yang dilakukan dengan badan maupun batin. Kesadaran maksimal pada setiap
saat inilah yang akan dapat memberikan keseimbangan batin. Batin menjadi tidak mudah
lagi terhanyut oleh perasaan suka maupun duka. Timbul kesadaran dalam batin bahwa
masa lampau hanya kenangan; masa depan masih impian; saat inilah kenyataan.
Kesedihan adalah membandingkan keinginan yang dimiliki di masa lampau namun tidak
tercapai di masa sekarang. Kebahagiaan timbul ketika keinginan di masa lalu dapat
diwujudkan di masa sekarang. Semua itu jelas hanya permainan keinginan, permainan
pikiran sendiri.
Semoga jawaban ini akan dapat memberikan semangat untuk berlatih meditasi sehingga
mampu menguasai pikiran.
Semoga selalu bahagia.
Salam metta,
B. Uttamo