Sariputta | Permasalahan Melatih Diri 02 Sariputta

Permasalahan Melatih Diri 02

Tanya Jawab Seputar Permasalahan Melatih Diri

👁 1 View
2017-09-18 16:08:22

Pertanyaan :

Bagaimana keadaan yang disebut telah meredam kotoran batin? Jika tidak diwujudkan dalam tindakan nyata, tetapi pikiran sempat memikirkannya, tetapi tidak lama kemudian baru menyadarinya, apakah ini termasuk telah berhasil menekan noda pikiran?

Master Chin Kung Menjawab :

Termasuk juga meredam, tetapi masih belum meredam keseluruhannya. Andaikata telah berhasil meredam kotoran batin, maka dalam keseharian walaupun noda pikiran itu muncul tapi tidak bisa bereaksi lagi. Jika hanya meredam untuk sesaat saja, kemudian muncul lagi, ini tidak bisa disebut meredam kotoran batin.

Maka itu, untuk meredam kotoran batin diperlukan ketrampilan melatih diri, dalam keseharian melatih diri, orang lain memarahi atau memukulimu, tiada kebencian sama sekali dalam dirimu, seolah-olah tidak ada yang terjadi, ini namanya sudah meredam. Saat sadar bisa meredam, saat mimpi juga harus bisa meredam, jika di dalam mimpi ada yang membuatmu emosi, lalu anda jadi marah, maka ini belum bisa disebut meredam.

Meredam lebih mudah daripada melenyapkan, dan meredam berbeda dengan melenyapkan. Jika anda bisa memutuskan kekotoran batin, maka anda akan kembali ke asal muasal anda, kemampuan gaib akan muncul.

Kekuatan gaib akan muncul, noda pikiran pandangan dan pemikiran telah lenyap. Orang-orang di balik dinding itu sedang melakukan apa, anda juga bisa melihatnya tembus pandang; apa yang dipikirkan orang lain, anda juga dapat mengetahuinya. Mata Dewa, Telinga Dewa, membaca isi pikiran orang lain, tiga jenis kekuatan gaib ini mudah diperoleh, ini adalah ketrampilan memutuskan noda pikiran.

Tetapi jika ketrampilan meredam noda pikiran sudah mendalam, juga akan memperoleh kekuatan gaib, hanya saja tidak sebesar kekuatan seperti yang telah melenyapkan kekotoran batin. Maka itu keadaan dari meredam kekotoran batin, diri sendiri harus mengetahuinya dengan jelas, andaikata dalam keseharian masih muncul bentuk-bentuk pikiran, ini disebut belum meredam/menekan, harus lebih giat lagi melatih diri.

Andaikata benar sudah dapat meredam noda pikiran, bukan hanya memiliki keyakinan bisa terlahir ke Alam Sukhavati, kapan saja ingin pergi maka segera terlahir ke Alam Sukhavati, begitu leluasa dalam menghadapi kematian. Jika sebaliknya dalam menghadapi masalah kematian, anda begitu tidak merasa leluasa, ini karena tidak meredam/menekan kekotoran batin, jika sudah meredam maka merasa bebas.

Jika memang noda pikiran sudah diputusin, ingin tinggal di dunia ini selama dua ratus tahun, dua ribu tahun, bukanlah masalah. Sekarang Yang Ariya Kasyapa sedang berada di Gunung Kukkutapada-giri, sekarang adalah Gurpa, karena Buddha Sakyamuni ada berpesan padanya, harus menanti kelahiran Buddha Maitreya, kemudian menyerahkan  jubahNya untuk diwariskan kepada Buddha Maitreya. 

Berapa lama Yang Ariya Kasyapa harus tinggal di dunia ini? Di dalam “Maitreyavyakaraṇa Sutra” tercantum bahwa Yang Ariya harus tinggal di dunia ini selama  5,67 miliar tahun. Ini baru benar-benar mengakhiri tumimbal lahir!  Beliau tinggal begitu lama di dunia ini karena mengemban tugas, bertanggungjawab menyelesaikan tugasNya, jika tanpa tugas ini, maka datang sesuka hati dan pergi dengan suka hati, mendapatkan kebebasan besar!

Maka itu, harus membedakan dengan jelas, diri sendiri belum mencapai tahapan ini, jangan merasa bahwa diri sendiri sudah mencapai tingkatan ini, salah penafsiran ini dapat menjadi penghalang besar bagi pelatihan diri sendiri.

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com