Sariputta | Seputar Menyumbang di Vihara Sariputta

Seputar Menyumbang di Vihara

Tanya Jawab Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2017-09-20 15:58:40

Dari: Rudy, Batu

Namo Buddhaya,
Saya ada sedikit masalah yang agak mengganjal di hati yaitu seputar menyumbang di
vihara. Pada suatu saat, saya pernah menyumbang sebuah vihara dengan memberi sekitar
1000 lembar sutra raja agung yang saya desain (versi pocket) dan cetak sendiri. Ternyata
saya malah dimarahi. "Kamu kalo menyumbang jangan buku gitu. Kan banyak yang udah
nyumbang begituan. Lebih baik uang saja. Kan bisa buat bangun vihara."
Terus terang, saya merasa agak tidak enak hati, soalnya di depan banyak orang saya
dibegitukan. Tapi saya pikir-pikir ada betulnya juga. Maksud saya, kan lebih baik saya
bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri kalo sumbangan saya itu ada gunanya.
Kalo berupa uang kan saya tidak tahu apa betul dipakai untuk membangun. Kalo tidak ?
Soalnya pada zaman sekarang orang lebih suka terima uang daripada karangan bunga.
Jadi, menurut Bhante bagaimana ?
Terima kasih.

Jawaban:
Adalah niat yang sangat baik untuk melaksanakan salah satu pokok Ajaran Sang Buddha
yaitu kerelaan atau berdana. Tindakan tersebut termasuk kamma baik.
Dalam kasus di atas, sebenarnya boleh saja mencetak buku dan membagikannya secara
gratis kepada banyak fihak. Namun, kiranya niat baik ini juga perlu didasari dengan
kebijaksanaan. Artinya, kalau judul buku itu memang sudah banyak tercetak dan tersedia
di tempat tersebut, kiranya bisa saja mencetak judul buku lain yang belum banyak dicetak
maupun dimiliki oleh banyak orang.
Akan lebih baik lagi, sebelum mencetak atau membagikan buku di vihara tertentu,
cobalah untuk bertanya terlebih dahulu dengan pengurus vihara atau bhikkhu yang
tinggal di sana. Tanyakan kepada mereka tentang judul dan jumlah buku yang sebaiknya
dicetak untuk dibagikan gratis di sana. Pertanyaan ini tentunya untuk mencegah adanya
jumlah buku dengan judul tertentu yang berlebihan namun kekurangan buku yang lain.
Kalau pengurus vihara atau bhikkhu yang ditanya mengarahkan untuk berdana uang,
maka hal ini hendaknya disikapi dengan bijaksana. Apabila di tempat tersebut memang
ada pembangunan vihara, maka boleh saja dana cetak buku tersebut diberikan untuk
pembangunan vihara di sana. Atau, kalau tidak ingin dana yang diberikan disalahgunakan 

oleh panitia pembangunan, maka cari saja panitia pembangunan tempat sosial lainnya
yang bersedia menuliskan nama donatur di bagian bangunan, misalnya pilar diberi nama
donatur A atau jendela bertuliskan nama donatur B dan sebagainya.
Akan tetapi, kalau tetap ingin berdana buku, maka boleh saja cari vihara lain yang
kebetulan membutuhkan buku Dhamma untuk dibagikan secara gratis. Kiranya, ladang
subur untuk melakukan kebajikan tidak harus di vihara tertentu. Cukup banyak ladang
subur yang dapat dijumpai dalam masyarakat.
Semoga jawaban ini bermanfaat agar niat baik yang telah dimiliki pada saat
mempersiapkan dana dapat berkembang menjadi kebahagiaan ketika mempersembahkan
dana dan setelah menyerahkan dana di tempat yang telah dipilih secara cermat.
Semoga selalu berbahagia.
Salam metta,
B. Uttamo

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com