Tanya Jawab 23
Tanya Jawab 01-50
👁 1 View2017-09-20 08:25:40
Umat Bertanya :
Guru, anda selalu berkata : andaikata isi ceramah tersebut 99 persen sama dengan yang dibabarkan Buddha, tetapi hanya 1 persen yang tidak sesuai dengan Ajaran Buddha, maka ini akan memutuskan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya seseorang. Ada seorang penceramah yang kabarnya memiliki hubungan pria wanita, dan serakah akan harta kekayaan, menurutnyademi menyelamatkan para makhluk barulah menggunakan tindakan khusus ini. Saya ingin bertanya apakah orang seperti ini boleh berceramah? Dan apakah masih perlu diberi dukungan?
Master Chin Kung Menjawab :
Kejadian yang sesungguhnya saya tidak melihatnya secara langsung, andaikata kalian merasa ragu, maka perbanyaklah membaca “Sutra Shurangama”, mengamatinya dengan seksama. Jika ceramahnya tidak bertentangan dengan makna ajaran, maka boleh didengarkan, sebalikya jika bertentangan, maka yang terbaik adalah menjauhi.
Mengenai kabar angin adanya hubungan pria wanita, serakah pada harta kekayaan serta tindakan khusus untuk menyelamatkan para makhluk, ini adalah jelmaan Bodhisattva, orang awam tidak mungkin sanggup melakukannya. Jika orang awam mengatakan dia adalah jelmaan Bodhisattva dan setelah membeberkannya maka dia harus memasuki ketidakkekalan; sebaliknya jika sudah mengaku tapi tidak pergi, maka ini bukan jelmaan asli. Pengetahuan dasar ini harus kita pahami, barulah tidak ditipu orang lain.
Ucapanku hanya sampai di sini, selanjutnya kalian sendiri yang membuat pertimbangan dan memahaminya.
Pada masa dulu Guru Li selalu berkata pada kami, Mara juga dapat menjelma serupa Buddha dan Bodhisattva datang menceramahkan Dharma, menyamar jadi Buddha dan Bodhisattva yang datang untuk menyelamatkan para makhluk, dan akhirnya para makhluk diselamatkan ke Alam Mara. Dharma yang dia ceramahkan 99 persen sama dengan apa yang dibabarkan Buddha, hanya ada satu bagian yang tidak sama dengan Ajaran Buddha, bagaimana cara kita membedakannya?
Di dalam Shurangama Sutra dijelaskan dengan terperinci, “segala sesuatu tercipta dari pikiran”, ini karena niat pikiran kita yang tidak benar, tidak menjauhi ketenaran dan keuntungan, gosip, lobha, dosa, moha dan keangkuhan barulah dapat kerasukan Mara. Jika dapat bertemu dengan Kalyanamitra, melatih diri sesuai dengan ajaran, kerisauan pasti akan menjadi ringan, kebijaksanaan berkembang, leluasa dan bebas. Sebaliknya jika setelah melatih diri, kerisauan bertambah, atau mendatangkan penyakit dan rasa takut, selalu merasa di luar ada ancaman atau kekuatan yang tak terlihat, tekanan, ini pasti bukanlah Buddha Dharma.
Di dalam Ajaran Sukhavati, ketrampilan melatih diri yang benar-benar memasuki jalurnya, memperoleh keberhasilan dalam melatih diri, maka jiwa raga terasa bebas dan leluasa. Dengan adanya ketrampilan ini maka dapat terlahir di tanah suci tingkatan pertama di Alam Sukhavati, takkan ada rasa takut pada kelahiran dan kematian, memiliki keyakinan dapat terlahir ke Alam Sukhavati.
Jika anda terjalin dengan Buddha dan Bodhisattva, maka Mara dan makhluk jahat lainnya takkan mampu mendekati dirimu. Dengan pikiran dan tindakan benar, maka dapat menjauhi segala rintangan Mara, ini adalah prinsip yang mendasar.
Bila tidak ada kalyanamitra yang menceramahkan Dharma, ingin memperoleh pemahaman juga tidak sulit, sesepuh terdahulu mengajarkan kita “membaca buku ribuan kali, dengan sendirinya dapat memahami maknanya”, asalkan dengan membangkitkan rasa hormat dan membacanya ribuan kali, maka mujizat akan muncul. Dengan membaca ribuan kali, pikiran pun jadi terfokus, dengan terfokus maka dapat mendatangkan mujizat; jika hati tidak tenang, mana mungkin akan ada mujizat. Pikiran yang tidak suci, lobha, dosa, moha dan keangkuhan tidak dilepaskan, masih memiliki kemelekatan, maka mujizatnya adalah dengan Mara. Hanya dengan pikiran yang suci dan tulus, barulah dapat terjalin dan mujizatnya adalah dengan para Buddha dan Bodhisattva.