Tanya Jawab 42
Tanya Jawab 01-50
👁 1 View2017-09-20 08:22:30
Umat Bertanya :
Ayahbunda menderita penyakit kanker, bagaimana caranya menasehati mereka agar mau melafal Amituofo?
Master Chin Kung Menjawab :
Anda harus menjelaskan kepada mereka tentang manfaat dari melafal Amituofo, yang paling baik adalah bercerita, terutama tentang para praktisi pelafal Amituofo yang dekat dengan jaman kita. Di Taiwan banyak praktisi melafal Amituofo yang pada akhir hayatnya menampilkan tanda-tanda yang istimewa.
Sekitar tahun 1960-an, tidak lama setelah BLIA (Buddha's Light International Association) baru diresmikan, Master Hsing Yun mengundangku menjadi salah satu tenaga pengajar di sana.
Suatu malam kami membawa anak murid kami ke tepi kolam menikmati bulan, salah seorang penduduk Tainan menceritakan sebuah kisah kepada kami, sepanjang hidup kami tidak melupakannya. Ini adalah kisah nyata, dia menyaksikannya sendiri.
Tetangganya ada seorang nyonya tua, sungguh welas asih, sejak muda sudah belajar Ajaran Buddha, tetapi masih belum bisa membedakan Buddha dan dewa, suka bersembahyang ke kelenteng-kelenteng. Setelah nyonya tua memiliki seorang menantu, menantunya mengajarinya sedikit Buddha Dharma, menasehatinya agar jangan lagi bersembahyang ke kelenteng-kelenteng, lebih baik melafal Amituofo di rumah.
Nyonya tua ini sungguh sulit ditemukan, dia menerima anjuran dari menantunya, sejak itu melafal Amituofo di rumah, setelah tiga tahun berlalu, dia dapat mengetahui waktunya untuk terlahir ke Alam Sukhavati.
Pada malam hari di mana dia akan terlahir ke Alam Sukhavati, dia berkata pada keluarganya : “Kalian makan dulu, saya pergi mandi”. Putra dan menantunya amat berbakti, menunggunya untuk makan bersama, tetapi setelah lama kemudian masih belum keluar. Ketika keluarganya pergi memeriksa, akhirnya menemukan nyonya tua berada di ruang kebaktian, memakai jubah Hai-qing dan berdiri di sana, ketika dipanggil tidak menyahut, saat didekati barulah diketahui beliau telah wafat.
Penduduk Tainan ini menceritakan kisah ini kepada kami, dia berkata bahwa melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati adalah nyata adanya, bukan palsu. Dari kisah ini kita dapat mengetahui, nyonya tua telah melepaskan semua kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, semua orang menyebutnya sebagai orang baik, dia telah sempurna akan sepuluh kebajikan, persyaratan untuk terlahir ke Alam Sukhavati telah dipenuhinya, maka itu waktu wafat begitu bebas dan leluasa.
Di Amerika kami juga menemukan hal serupa, yakni sanak saudara dari Upasaka Gan. Sanak saudaranya ini juga adalah seorang nyonya tua, di rumah bertugas memasak nasi, mencuci pakaian dan menjaga anak kecil.
Pada suatu pagi, nyonya tua tidak menyediakan sarapan, putra dan menantunya pergi melihat nyonya tua, begitu pintu kamar dibuka, terlihat nyonya tua dalam posisi duduk bersila di atas tempat tidurnya, diamati dengan seksama ternyata beliau telah wafat. Dan yang paling sulit dijumpai adalah nyonya tua telah menulis pesan terakhirnya dan diletakkan di atas tempat tidurnya, bahkan telah membuatkan pakaian berkabung untuk putra dan menantunya serta cucu-cucunya, untuk urusan pemakamannya juga sudah dipersiapkannya, sungguh bebas dan leluasanya!
Dari sini kita dapat melihat bahwa paling sedikit tiga bulan yang lalu, dia telah mengetahui waktu wafatnya. Dia telah mengetahui lebih awal waktunya terlahir ke AlamSukhavati, tidak alasan khusus selain menfokuskan diri melafal Amituofo, melepaskan semua kemelekatan, menyempurnakan sepuluh kebajikan.
Menceritakan kisah-kisah mereka yang terlahir ke Alam Sukhavati kepada orang tua, mereka dapat mengerti, orang lain perginya begitu bebas dan leluasa, sedikitpun tidak ada penderitaan sama sekali, ini adalah teladan yang baik.