Tanya Jawab 45
Tanya Jawab 01-50
👁 1 View2017-09-20 08:22:00
Umat Bertanya :
Bagaimana caranya agar saya dapat melepaskan semua kemelekatan dan menfokuskan pikiran melafal Amituofo?
Master Chin Kung Menjawab :
Jika anda memiliki niat untuk melepaskan semua kemelekatan dan menfokuskan pikiran melafal Amituofo, maka jangan menaruh segala hal di hati, dengan ketulusan sepenuhnya menfokuskan pikiran melafal Amituofo. Jika sudah melafal Amituofo tetapi masih ingin belajar ini dan belajar itu, maka anda belum bisa melepaskan kemelekatan.
Khususnya rintangan utama di dunia ini adalah membicarakan gosip, ini adalah rintangan yang paling berat. Jangan membicarakan gosip dan jangan mendengarkan gosip serta jangan menyebarkan gosip, maka pikiran pun jadi suci.
Orang lain menfitnah diriku, memarahiku atau bahkan memukuliku, saya juga harus melupakannya, dapat menjaga kesucian pikiran, takkan digoyahkan oleh kondisi luar.
Jika orang lain memarahimu, dan anda akan tersinggung selama beberapa hari; sebaliknya ketika dipuji, anda akan merasa senang, jika demikian sampai kapan anda baru bisa jadi tak tergoyahkan?
Orang lain memujimu, anda hanya menganggukkan kepala, jangan menaruhnya di hati, menuruti apa adanya! Ketika orang lain memarahimu atau memukulimu, senyumlah dan biarkan berlalu, jangan membuat perhitungan dengannya, ini sangat penting!
Lepaskan semua kemelekatan pada perasaan, kita harus rela menjalani kehidupan yang lebih sederhana dan menderita, takkan mengejar kesenangan materi, dengan menfokuskan pikiran melafal Amituofo barulah dapat melakukannya.
Di pasar banyak orang yang menggunakan perlengkapan rumah tangga untuk menipu anda, dia sedang menggoda anda, setelah melihatnya anda jadi goyah dan membelinya, karena tidak ada uang lagi maka anda kredit ke bank, bukankah ini namanya mencari masalah sendiri? Maka itu harus dapat menahan diri dengan hidup sederhana, tak terpengaruh dengan godaan di luar, hati pun jadi tentram.
Dengan kehidupan sederhana sudah cukup nyaman, tidak perlu harus membeli yang baru, jangan menjadi seorang yang memboroskan sumber daya, “menuruti kehendak para makhluk, bersukacitas pada kebajikan yang dilakukan orang lain”.