Tanya Jawab 75
Tanya Jawab 51-100
👁 1 View2017-09-18 14:04:09
Umat Bertanya :
Sebelah timur laut China, Heilongjiang, berdiri sebuah vihara Aliran Sukhavati, Upasaka Dong memimpin kebaktian untuk lebih dari 50 orang umat, bahkan juga mendengar pemutaran DVD ceramah Master Chin Kung. Oleh karena sebagian praktisi lainnya melatih Ilmu Qi Gong, Upasaka Dong telah beberapa kali menasehati mereka agar menfokuskan diri melafal Amituofo, tetapi mereka tidak terlalu mempedulikannya, mohon Master memberi bimbingan agar mereka dapat kembali ke jalan yang benar, karena ceramah anda memiliki kekuatan penakluk.
Master Chin Kung Menjawab :
Ceramahku belum tentu memiliki kekuatan penakluk, tetapi saya dapat menasehati anda semua, saat kini bencana amat banyak, harus membangkitkan tekad terlahir keAlam Sukhavati, tubuh kita ini tidak terlalu penting, jangan karena tubuh ini sehingga mengorbankan terlalu banyak waktu dan tenaga.
Setiap hari membina tubuh, apakah benar dapat memperpanjang usia? Andaikata dengan membina badan bisa panjang umur, tidak melatih ilmu maka mengurangi usia, maka peranan Hukum Karma tidak eksis lagi, sehingga teori bahwa “Semua yang diterima saat kini adalah hasil perbuatan kita pada masa sebelumnya”, bukan merupakan sebuah kebenaran lagi. Kita mengetahui bahwa Hukum Karma adalah nyata adanya, sesungguhnya kita tidak perlu menghamburkan banyak biaya dan tenaga untuk memelihara tubuh.
Kita melihat orang kaya setiap hari makan makanan bergizi, tetapi tubuhnya juga tidak sehat, usianya juga tidak panjang, juga tidak lari dari Hukum Karma. Maka itu, memelihara kesehatan dengan terlampau adalah pandangan salah, menyesatkan kita. Di dalam Ajaran Buddha tidak ada “praktek ilmu” untuk memelihara kesehatan, tetapi hanya ada olahraga saja. Ajaran Buddha bukan menggunakan “praktek ilmu”, atau senam, tetapi dengan menggunakan “cavkramana” (aktivitas di luar ruang kebaktian, berjalan sambil melafal Amituofo, biasanya dilakukan sehabis makan atau karena mengantuk-pen), atau bernamaskara pada Buddha untuk memelihara kesehatan.
Bernamaskara dan cavkramana adalah olahraga, di dalam ruang kebaktian pelafalan Amituofo dititikberatkan pada pradakṣiṇa (aktivitas di dalam ruang kebaktian, berjalan mengelilingi Rupang Buddha sambil melafal Amituofo-pen), sedangkan duduk sambil melafal Amituofo dilakukan apabila telah lelah melakukan pradaksina, selesai istirahat maka bangkit dan mengadakan pradaksina kembali. Maka itu, Buddha Dharma mengadakan cavkramana dan bernamaskara sebagai olahraga.
Dua cara olahraga ini amat bagus, raga bergerak, jiwa menjadi tenang, sangat cocok untuk memelihara kesehatan. Jiwa harus tenang, raga harus bergerak. Maka itu, di dalamBuddha Dharma bukan tidak ada olahraganya, di dalam ruang kebaktian pelafalan Amituofo, gerakan olahraga sudah mencukupi, kenapa harus belajar ilmu lagi? Kami memeriksa isi Tripitaka, Buddha tidak mengajarkan kita “praktek ilmu”. Tindakan Upasaka Dong menasehati mereka adalah benar, semoga praktisi sekalian lebih banyak membaca sutra Ajaran Buddha, segala tindakan mengikuti apa yang tercantum dalam Ajaran Buddha.
Raga sehat adalah tergantung pada jiwa yang sehat, jika pikiran suci maka tubuhpun jadi sehat. Kesehatan dimulai dengan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman, memelihara kebiasaan hidup yang teratur, jiwa raga menjadi sehat, maka lingkungan di luar kita juga akan ikut menjadi sehat. Jika kita terlalu melekat pada pandangan awam maka ini telah bertentangan dengan Ajaran Buddha. “Segala sesuatu itu tercipta dari pikiran”. Segala sesuatu yang menuruti alamiah adalah sehat, sedangkan yang bertentangan dengan alamiah akan menyebabkan penyakit, mengapa kita tidak melepaskan kemelekatan pada jiwa raga dan segalanya, menuruti apa yang alamiah?
Buddha mengajarkan kita agar “melewati hari-hari dengan apa adanya, tidak memaksakan kehendak”, ini adalah cara hidup yang paling sehat. Buddha juga membabarkan bahwa “Sulit berkesempatan terlahir sebagai manusia, lebih sulit lagi berkesempatan mendengar Buddha Dharma”, andaikata anda memahaminya maka saya yakin anda akan giat melatih diri. Mengapa demikian? Karena anda tahu bahwa kesempatan ini amat sulit diperoleh, harus menggenggam erat setiap detik yang begitu berharga, melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati. Hanya praktisi yang telah benar-benar memahami kebenaran yang sesungguhnya akan Alam Sukhavati, barulah dapat melafal Amituofo dengan tanpa keraguan, tanpa terputus dan takkan bercabang, dengan keyakinan teguh dan tekad bulat menfokuskan pikiran melafal Amituofo.