Hutang Kamma
Bhikkhu Revata
👁 1 View2018-07-15 20:21:17
Hidup hanya masuk ke dalam hutang dan membayar hutang. Jika ada ‘pengikut setia’, maka akan ada kamma. Jika ada kamma, maka ada hutang yang harus dibayar. Memiliki kekotoran batin hanya masuk ke dalam hutang. Dapatkah hutang-hutang tersebut dibayar penuh pada kehidupan ini (selama seumur hidup)? Tidaklah mungkin. Mereka akan terus dibawa ke dalam kehidupan selanjutnya. Oleh karenanya, berikanlah perhatian yang sangat serius (sungguh-sungguh) terhadap kamma anda.
Jika anda mengembangkan kamma baik, anda membayar hutang kamma yang sesuai. Jika anda mengembangkan kamma buruk, anda juga akan membayar hutang kamma yang sesuai. Apa yang kami, para Bhikkhu, lakukan? Kami juga sedang membayar hutang-hutang kamma. Yaitu hutang-hutang kamma baik. Bagaimanapun juga, hutang tetaplah hutang, semuanya sama.
Kita dapat katakan bahwa ada 4 cara untuk menangani hutang-hutang kita:
1. Kita membayar hutang-hutang lama: sebagai contoh, dengan membayarnya pada orang tua kita.
2.Kita menjualnya secara kredit: sebagai contoh, memberi amal, memberi teman-teman dan sanak keluarga, melakukan jasa kebaikan dan mengurus anak-anak kita dengan demikian mereka dapat membayarnya kepada kita di kemudian hari. Ini juga salah satu bentuk dari hutang.
3.Kita meminjamnya untuk masa depan: dengan melakukan perbuatan buruk (akusala).
4.Kita melunasinya sehingga terbebas dari hutang-hutang.
Sekarang, dapat dikatakan bahwa kita semua dalam proses membayar hutang-hutang lama. Anda juga menjualnya secara kredit. Hal ini tidak akan pernah berakhir. Anda hanya meminta untuk masuk lebih dalam lagi pada hutang. Pada saat anda berbicara dengan penuh kemarahan pada yang lainnya, anda sedang masuk ke dalam hutang. Pada saat anda mencemooh yang lain, anda sedang mengumpulkan hutang lebih banyak lagi. Pada saat anda memperlakukan yang lainnya dengan arogan, congkak, sombong, itu juga menambah hutang anda.
Bodhisatta kita pernah sekali mencemooh dan menuduh orang yang sudah mencapai tingkat kesucian yang telah mencapai kesempurnaan di dalam Dhamma. Disebabkan oleh kamma buruk tersebut, bahkan setelah Pencerahan- Nya, dia menderita dengan dicemooh dan tuduhan. Dia harus membayar hutang-hutangnya. Dia tidak dapat menghindarinya. Itulah sebabnya, setelah mencapai Pencerahan, Buddha mengatakan:
“ Orang-orang dilahirkan dengan pisau di dalam mulutnya. Orang yang bodoh menggunakan pisau ini untuk memotong dirinya sendiri dengan mengucapkan keburukan”.
Seberapa sering anda sudah memotong diri sendiri dengan pisau anda? Mungkin anda sudah sering dan sudah banyak memotongnya! Lebih sering dan lebih banyak anda lakukan, maka lebih banyak lagi hutang-hutang yang harus dibayar. Mengambilnya secara kredit berarti bahwa kadang kala atau saat lainnya, anda tidak memiliki pilihan tetapi harus membayar hutang-hutang tersebut. Ini pasti. Hanya jika anda telah bersumpah untuk membayarnya di kehidupan sekarang juga semua hutang-hutang yang oleh anda sendiri telah dikumpulkan pada masa kehidupan lampau anda. Tuduhan, cemoohan, dan penghinaan yang kita menjadi menderita karenanya merupakan pembayaran dari hutang-hutang yang kita punya.
Kami para Bhikkhu juga membayar hutang-hutang kami. Para umat laki-laki dan perempuan, biarawati dan setiap orang juga membayar hutangnya masing-masing. Pada saat anda sedang membayar hutang, jangan meringis, jangan melawan, menantang. Cobalah untuk menerimanya dengan senyuman. Bagaimanapun juga, anda mengambil hutang- hutang untuk anda sendiri, jadi anda sendiri yang harus membayarnya kembali. Jika anda menerimanya dengan kemarahan, anda hanya akan terus menerus membayar pembayaran hutang-hutangnya.
Saya tidak mau membuat dan menambah hutang-hutang apapun lagi. Saya hanya mau terbebas dari hutang-hutang setelah melunasi hutang yang telah saya lakukan. Saya mengatakan hal ini kepada anda agar anda juga ingin terbebas dari hutang-hutang kamma yang manapun.
‘Pengikut setia’ dari kekotoran batin juga seperti penyakit yang sangat mengerikan. Kapan saja anda tertular penyakitnya, anda akan merasa sedih. Anda akan mengalami kelelahan pada tubuh dan pikiran. Pada saat kekotoran batin seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan mengambil alih tubuh dan pikiran anda, dan anda mengisinya tanpa pengendalian, tanpa merenung, maka anda akan menderita dengan sangat mengerikan. Hal ini bisa seperti anda menderita penyakit yang sangat parah. Jadi, bisa kita katakan bahwa seseorang dengan kekotoran batin seperti seorang yang berpenyakitan, benar tidak?
Kapanpun kita melihat sesuatu yang membuat kita merasa senang, kemelekatan dan nafsu keinginan menguasai kita. Kita menjadi tersiksa dengan hal-hal tersebut. Kapanpun tuduhan, kesalahan, dendam diarahkan kepada kita, seluruh tubuh kita akan bergetar dengan kemarahan dan kebencian. Penderitaan seperti itu sangatlah berat. Demikian pula, karena kesombongan dan kecongkakan muncul maka kita mulai memperlakukan yang lainnya dengan cara memandang rendah dan menghina, apa yang kita rasakan? Kita merasa tenang dan penuh kedamaian atau merasa panas dan gelisah? Kita menjadi panas dan gelisah, tentunya. Hal itu seperti kita sudah menderita karena suatu penyakit. Itulah sebabnya kita yang dengan kekotoran batin dapat dikatakan menderita suatu penyakit.
Penyakit pada tubuh fisik manusia dapat diobati dan disembuhkan dengan cara yang biasa dan obat-obatan. Bagaimanapun juga, pada kasus penyakit karena kekotoran- kekotoran batin, satu-satunya cara pengobatan yang ada adalah dengan mengambil obat yang diresepkan oleh Buddha kita. Obat tersebut adalah dengan melatih 3 latihan mulia. Ke 3 latihan tersebut adalah latihan moral (sîla), latihan konsentrasi (samadhî) dan latihan kebijaksanaan (pañña). Ke 3 latihan mulia ini untuk menyembuhkan penderitaan yang dikarenakan kekotoran batin. Tanpa berlatih secara intensif pengembangan dari latihan moral, latihan konsentrasi, dan latihan kebijaksanaan, anda tidak akan mampu mendapatkan kebebasan dari penyakit kekotoran batin yang merupakan ‘pengikut setia’.
Semoga semua makhluk baik adanya dan berbahagia.
Semoga semua makhluk mempunyai kesempatan untuk berlatih meditasi.
Semoga Anda dapat melihat dan mengetahui Dhamma di dalam kehidupan ini juga.
Semoga Anda semua dapat berlatih ajaran sejati dari Sang Buddha.
Semoga harapan Mulia semua makhluk terpenuhi.
Semoga Anda semua terbebas dari semua penderitaan.
Salam penuh mettā,
Bhikkhu U Revata