Pesan Terakhir Buddha Oleh Sri Dhammananda (Kutipan Buku Keyakinan Umat Buddha)
Bhikkhu K. Sri. Dhammananda Nayake Mahathera
👁 1 View2023-03-11 09:31:19
Bila Saya telah pergi, ajaran Saya akan menjadi guru yang membimbing
kalian.
Tiga bulan sebelum wafat, Buddha berbicara kepada murid-muridNya, “Saya telah berceramah kepada kalian selama empat puluh lima tahun ini. Kalian harus mempelajarinya dengan baik dan menghargainya. Kalian harus menjalani dan mengajarkannya kepada yang lain. Ini akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan mereka yang hidup saat ini serta kesejahteraan mereka yang hidup setelah kalian.”
"Tahun-tahun Saya kini telah matang; waktu hidup yang tersisa pendek. Saya akan segera merealisasi Parinibbāna. Kalian harus bersungguh - sungguh. Wahai, para bhikkhu, jagalah batin dan kebajikan suci! Siapa pun yang tak kenal lelah menjalani Dhamma, akan keluar dari lingkaran kelahiran dan kematian dan akan mengakhiri duka.”
Ketika Ānanda bertanya kepada Buddha apa yang akan menjadi guru setelah Buddha wafat, Buddha menjawab, “Apa yang diharapkan dari Saya, Ānanda? Saya telah membabarkan kebenaran tanpa perbedaan apa pun; karena demi kebenaran, tidak ada yang disembunyikan dalam ajaran Buddha..... Adalah mungkin, Ānanda, bahwa beberapa di antara kalian, akan timbul pikiran, ’Kata-kata Sang Guru akan segera berakhir; sebentar lagi kita tidak akan punya guru.’ Namun janganlah berpikir seperti itu, Ānanda. Bila Saya telah pergi, Dhamma dan Vinaya Sayalah yang akan menjadi guru kalian.”
Buddha lebih lanjut menjelaskan, “Jika ada seseorang yang berpikir, ’Akulah yang akan memimpin persaudaraan ini’ atau ’Perintah tergantung padaku; akulah yang seharusnya memberi perintah’, Buddha tidak berpikir bahwa Ia harus memimpin perintah atau bahwa perintah tergantung pada-Nya. Saya telah mencapai akhir hari Saya. Sama seperti gerobak usang hanya dapat digerakkan dengan perhatian tambahan yang besar, begitu juga tubuh Saya hanya dapat bertahan dengan perhatian tambahan yang besar. Karena itu, Ānanda, jadilah pelita dan pelindung dirimu sendiri. Jangan mencari pelindung lain. Biarlah Dhamma menjadi pelitamu dan pelindungmu. Jangan mencari perlindungan di tempat lain.”
Pada umur delapan puluh, pada hari ulang tahun-Nya, Buddha wafat tanpa menunjukkan kekuatan adialami apa pun la
menunjukkan sifat sejati dari segala yang terkondisi bahkan pada hidup-Nya Sendiri.
Ketika Buddha mangkat, seorang murid-Nya berkata “Semua harus pergi _ semua yang memiliki hidup harus melepaskan bentuk penyusunnya. Ya, bahkan seorang guru seperti Buddha, makhluk yang tiada tara, penuh kekuatan dalam kebijaksanaan dan Pencerahan pun, harus wafat.”