Sariputta | Berkah Termulia Dalam Kehidupan (Kutipan Buku transkrip ceramah dhamma Bhikkhu Uttamo) Sariputta

Berkah Termulia Dalam Kehidupan (Kutipan Buku transkrip ceramah dhamma Bhikkhu Uttamo)

Bhikkhu Uttamo

👁 1 View
2023-03-11 10:17:45

Jika ketemu bhikkhu, umat pasti minta berkah. Bagaimana caranya? “Bhante, saya dipercikin air paritta, Bhante.” Lalu saya percikin. Kemudian dia minta lagi, “Lebih banyak, Bhante. Lebih banyak.” Saya percikin banyak sekali. Lalu dia berkata, “Terima kasih, Bhante. Terima kasih.” Padahal ketika dia ngomong terima kasih, bedaknya sudah mulai luntur, pewarna matanya yang hitam sudah mulai meleleh, tapi katanya inilah berkah.

Kemudian ada lagi yang lain, berkah itu katanya mengambil barang-barang milik bhante. Ini ada sebuah cerita, ketika saya mengunjungi sebuah wihara yang jarang didatangi oleh bhikkhu biasanya saya akan bawa perlengkapan sendiri Seperti sikat gigi, odol, sabun dan shampo. Ketika pagi hari saya mau mandi, sabun mandi bisa amblas. Saya pun bingung ke mana ini sabunnya Lalu seorang umat berkata, “Sudah saya ambil Bhante, untuk jimat.” Lalu saya tanya, “Lho, kenapa kamu ambil sabun mandi saya?” Lalu dia menjelaskan dengan lugunya, “Kalau saya mandi pakai sabun ini nanti saya bisa enteng jodoh, Bhante.” Lha, saya saja tidak laku-laku, bagaimana mungkin sabun saya bisa buat orang jadi enteng jodoh. Tapi itu katanya adalah berkah.

Ada sebuah cerita lagi. Umat suka tungguin bhikkhu makan. Apa yang dia inginkan? Jika umat ber-dāna makanan biasanya cukup banyak bhikkhu juga tidak bisa habiskan semua. Ada umat yang berkata, “Bhante, ayo makan yang banyak Besok kan Bhante puasa.” Saya ini dikira onta apa ya? Karena besok puasa jadi stok makanan banyak- banyak. Saya ya biasa-biasa saja makannya Kadang-kadang umat berkata, “Ini, Bhante, sayur. Ini, Bhante, kerupuk. Ini, Bhante, tahu.” Saya bilang, “Saya sudah tahu ini sayur, itu kerupuk, itu tahu,” Lalu dia ganti lagi, “Ini, Bhante, masak sendiri. Ini, Bhante, goreng sendiri.” Terus dia tungguin di depannya. Lalu saya makan sedikit‘ sedikit. Lalu seorang umat berkata, “Punya saya, Bhante, belum dimakan.” Lalu saya ambil. “Yang itu belum, Bhante,” katanya lagi. Lalu saya ambil sedikit. “Kok cuma sedikit, Bhante?” sambung dia. Ya, perutnya cuma kecil begini. Kemudian setelah saya selesai makan, apa yang langsung dilakukan oleh umat tersebut? Serbu.... “Ini sisanya bhante lho. .. Berkah ini, berkah,” katanya.

Kemudian ada lagi. Wihara biasanya luas kebunnya besar. ’ Setelah ber-namaskara, umat biasanya berkeliling wihara, lalu nampak ada mangga. “Hah, ini mangga yang sering di bacain paritta. Ini mangga berkah.” Lalu umat tersebut memetik mangga wihara yang katanya mangga berkah, Pada suatu ketika, saya ingatkan, “Eh, kamu malah datang ke wihara ngambil. Biasanya datang ke wihara berbuat kebaikan, memberi...” Apa yang dia katakan? “Bhante, kalau menanam di ladang yang subur sudah biasa. Tapi kalau panen di ladang yang subur, ini belum pernah terjadi." Itu katanya mangga berkah.

Jadi di dalam masyarakat ada berbagai pandangan tentang berkah, baik itu bekas makanan bhikkhu, barang-barang yang diambil dari wihara maupun sisa makanan bhikkhu.

Lalu ada pula yang mengatakan, “Sini kamu saya berkahi. Kepalamu saya 'tiam', saya kasih berkah.” Banyak sekali hal-hal seperti itu di dalam masyarakat. Kadangkala melibatkan materi, karena urusan agama ini sangat gampang untuk diputar balik sehingga banyak orang yang tidak mengerti. Orang yang percaya pada satu keyakinan tertentu, paling mudah untuk ditipu.

Di dalam agama Buddha, berkah bukanlah merupakan hal-hal yang saya contohkan. Agama Buddha tidak melihat berkah dari benda-benda yang dianggap suci, apakah itu sabun, makanan. percikan air ataupun ludah bhikkhu. Di satu negara Buddhis, ludah bhikkhu disimpan dan dijadikan kalung. Itu bukanlah berkah. Aksesoris-aksesoris tertentu, jimat-jimat tertentu juga bukan berkah.

Lalu apakah berkah di dalam agama Buddha? Sebetulnya berkah tidak memerlukan biaya. Salah satu berkah yang cukup gampang dapat kita terapkan adalah menghormat mereka yang patut di hormat. Itulah berkah.
Siapa yang patut dihormat? Orangtua kita yang di rumah. Jika kita patuh pada mereka, tidak mempersulit mereka, ini sudah merupakan berkah. Walaupun belum dikasih uang, Anda menghargai orangtua anda, membuat mereka senang. Itu sudah merupakan berkah. Jadi bila kita menghormat pada para bhikkhu, tapi kita tidak bisa menghormat pada orangtua kita, maka sesungguhnya itu bukanlah berkah yang sesungguhnya. Karena sebetulnya bhikkhu yang tidak ada hubungannya dengan Anda bisa Anda hormati, apalagi orangtua Anda yang telah melahirkan dan membesarkan Anda di dunia.

Di dalam Dhamma disampaikan bahwa sesungguhnya lahir sebagai manusia sangatlah sulit. Dalam satu perjalanan hidup, kemungkinan untuk menjadi manusia itu sangatlah kecil. Sang Buddha pernah membuat sebuah perbandingan. Jika kita mengambil tanah dengan kuku, lebih banyak mana tanah di kuku dengan tanah di seluruh dunia. Kemungkinan seseorang untuk terlahir sebagai manusia seperti tanah yang ada di kuku dibandingkan dengan tanah yang ada di seluruh dunia. Oleh karena itu. kalau ada yang 
mengatakan, “Bhante, orangtua saya jahat, saya ditinggalkan di panti asuhan. Apakah saya tetap harus membalas jasanya?” Saya katakan, “Tetap. Kenapa? Karena orangtua yang walaupun jahat itu telah melahirkan engkau sebagai manusia, telah mengkondisikan engkau terlahir sebagai manusia.”

Hidup sebagai manusia ini juga tidak mudah. Apa buktinya? Berapa anak yang telah mati? Berapa banyak anak kecil mati ketika dilahirkan? Berapa banyak yang setelah dilahirkan beberapa hari lalu meninggal? Berapa banyak yang belum mencapai usia dewasa telah meninggal? Adakah teman Anda yang seumuran dengan Anda yang telah meninggal? Artinya hidup sebagai manusia pun sulit. Berapa banyak di antara mereka yang telah meninggal di perjalanan sebelum mencapai usia seperti kita.

Karena lahir sebagai manusia sudah sulit. hidup sebagai manusia juga sulit, di dalam Dhamma disampaikan lahirnya seorang Buddha itu juga sulit.

Saudara- saudara, apakah berkah tertinggi di dalam Dhamma? Keempat hal berikut ini. Pertama, karena Anda terlahir sebagai manusia dan utuh. Kedua, Anda bisa menggunakan hidup Anda sampai hari ini secara maksimal, menjalani hidup Anda sampai hari ini sesuai Dhamma. Anda dapat mengendalikan ucapan Anda, pikiran Anda dan perbuatan Anda. Bukan karena Anda ingin panjang umur, tapi karena Anda ingin mengisi hidup ini dengan hal-hal yang berguna. Ketiga, Anda hidup di jaman ketika Ajaran Sang buddha masih ada. Inilah sebetulnya berkah yang baik. Keempat, Anda mempunyai kesempatan untuk mengenal Dhamma, Anda mendengarkan ceramah, di luar Anda juga bisa membaca buku-buku Dhamma. Inilah sebetulnya berkah yang tertinggi.

Karena kita sudah terlahir sebagai manusia, hidup sebagai manusia dan memaksimalkan kehidupan ini untuk hal yang berguna, kita juga terlahir pada jaman adanya Ajaran para Buddha, dan kemudian kita juga mempunyai kesempatan untuk mengenal Dhamma, maka jika keempat hal yang sulit di dunia ini telah kita dapatkan. maka inilah berkah termulia di dalam kehidupan.

Bukan hanya sekedar mendengarkan Dhamma, marilah kita mulai melaksanakan Dhamma dalam kehidupan kita. Marilah kita mulai melakukan hal yang baik dan menghindari hal yang jelek, mengendalikan pikiran, perbuatan dan mengucapkan hal yang baik. Jika hal ini kita bisa lakukan setelah kita melewati empat kesulitan tersebut, sungguh inilah berkah tertinggi di dalam kehidupan.

Kalau kita sudah terlahir sebagai manusia menjalankan hidup sebagai manusia sampai saat ini dan lahir pada jaman Ajaran Buddha serta sudah mengerti dan mendengarkan Ajaran Sang Buddha, tapi kita tidak melaksanakan Dhamma dalam kehidupan, itu belumlah berkah. Itu sesungguhnya hanyalah penggembira saja yang jumlahnya 95% dalam masyarakat.

Jadi, mau menjadi yang 5% atau 95%? Itu tergantung Anda, karena dalam kehidupan ini Anda telah melewati empat kesulitan maka maksimalkanlah kehidupan Anda sehingga akhirnya kebahagiaan menjadi milik Anda. Bukan dengan sabun bekas, sisa odol ataupun berbiaya sekian banyak. Tapi berkah ada di dalam perilaku Anda sendiri yang baik, dengan badan ,ucapan dan pikiran anda.

https://www.instagram.com/p/B1nI6eAAwmC/…

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com