Sariputta | *Dana menghasilkan kecantikan?* Ummadanti si Gadis Cantik Sariputta

*Dana menghasilkan kecantikan?* Ummadanti si Gadis Cantik

👁 1 View
2019-08-27 13:50:29

Terdapat seorang wanita yang terlahir di dalam sebuah keluarga miskin di Benares. Suatu hari, ada suatu pesta di mana para wanita mengenakan kain berwarna merah dan bersenang-senang di sana. Gadis itu pun menginginkan untuk menjadi seperti wanita-wanita tersebut, memiliki kain merah, dan ia mengatakan keinginannya tersebut kepada orang tuanya. Orang tuanya pun berkata:

"Anakku, kita ini adalah orang yang miskin, dari mana kami dapat memberikanmu kain yang demikian?” Wanita tersebutpun berkata, "Baiklah kalau begitu, biarlah saya menderita untuk mendapatkan upah dalam sebuah rumah tangga orang kaya, dan di saat mereka menghargai jasaku, mereka akan memberikanku hadiah berupa kain.”

Kemudian wanita itu pun mendapatkan persetujuan dari kedua orang tuanya, dan pergi menghampiri sebuah keluarga dan mengajukan kepada mereka untuk membiarkannya melayani mereka dengan imbalan kain merah. Mereka berkata, “Setelah kamu bekerja selama tiga tahun untuk kami, kami baru akan menghargai jasamu dengan memberikanmu kain merah.” Ia langsung setuju dan memulai pekerjaannya.

Tiga tahun pun berlalu, dan keluarga tersebut memberikan kain merah dan pakaian lain untuk dirinya sebagai upah pekerjaan tersebut. Dan wanita tersebut pun seraya ingin memakai kain tersebut. Ia pergi mandi ke sebuah tepian sungai bersama teman-temannya

Pada saat itu, terdapat seorang siswa dari Buddha Kassapa, yang jubahnya dirampas sedang mengenakan dahan-dahan pohon lapuk untuk dijadikan sebagai jubah dalam dan jubah luar, di tempat tersebut. Ketika melihatNya wanita muda tersebut berpikir, "Orang suci ini, pasti telah dirampas pakaiannya. Dahulu saya juga merasa sulit untuk mendapatkan kain karena tidak ada yang memberikannya kepada diriku”, dan ia memutuskan untuk membelah kainnya menjadi dua bagian dan memberikan satu bagian kepada orang suci tersebut.

Maka ia keluar dari sungai, mengenakan pakaian lamanya dan berkata, "Tunggu, Bhante”, wanita tersebut memberi hormat kepada Bhikkhu tersebut dan memberikan satu bagian kain merahnya kepada Bhikkhu tersebut. Bhikkhu tersebut mengenakan kain merah yang diberikan oleh wanita muda tersebut dan ketika ia melangkah keluar, badannya bersinar disebabkan oleh kain merah tersebut, seolah-oleh seperti matahari yang baru terbit.

Ketika melihat ini, wanita tersebut bergembira dalam hatinya dan berpikir "Tadinya orang mulia ini tidak bersinar, tetapi sekarang ia bersinar seperti matahari yang baru terbit. Saya akan memberikan bagian yang ini juga kepadanya.” Maka ia memberikan sisa kain merah tersebut kepadaNya, dan mengucapkan suatu aspirasi "Bhante, saya ingin sekali dalam kehidupan berikutnya memiliki kecantikan yang sedemikian luar biasa sehingga tidak seorang pun, yang melihat diriku, memiliki kekuatan untuk mengendalikan dirinya, dan tidak ada wanita lain yang lebih cantik dari diriku.”

Wanita tersebut pun terlahir menjadi seorang dewa, dan ketika ia meninggal dari alam dewa, ia terlahir lagi menjadi manusia. Ia memiliki kecantikan seperti yang ia cita-citakan. Setiap pria yang melihatnya tidak akan bertahan dan akan kehilangan akal sehatnya. Sebegitu besar pengaruhnya sampai Ia diberi nama Ummadanti (Penghilang Akal Sehat).

Tiba suatu masa, di mana Ummadanti telah berusia enam belas tahun, ia tumbuh menjadi secantik bidadari kayangan, memiliki kecantikan yang luar biasa. Pria-pria yang melihatnya tidak dapat menahan diri mereka, seperti dimabukkan oleh minuman keras, dan tidak mampu mengendalikan diri mereka.

Suatu hari, ayahnya ingin menjodohkan putrinya dengan raja. Dan setelah perbincangan singkat dengan raja, raja pun mengutus para brahmana untuk membaca peruntungan gadis tersebut. Kemudian para Brahmana tersebut pergi ke rumah Ummadanti. Ayah Ummadantipun menyuguhkan mereka nasi susu.

Kemudian Ummadanti muncul dihadapan para brahmana tersebut. Ketika melihat gadis cantik tersebut, semua brahmana tersebut kehilangan akal kendali, mereka lupa kalau mereka belum menghabiskan makanan mereka. Sebagian dari mereka mengambil sesuap nasi dan dengan berpikir untuk memakannya, mereka malah meletakkannya di atas kepala, sebagian lagi menjatuhkan nasinya di paha mereka, sebagian lagi melemparnya ke dinding. Semuanya berada diluar kendali mereka sendiri.

Dikarenakan tingkah konyol dari para brahmana tersebut, Ummadanti pun menjadi kesal dan mengusir mereka sehingga para brahmana menjadi marah dan mengatakan kepada raja bahwa gadis itu adalah wanita jalang. Menyebabkan raja tidak jadi menikahi gadis tersebut.

Gadis cantik Ummadanti tersebut menjadi kesal karena dikatakan sebagai wanita jalang oleh para brahmana tersebut. Dan ia berpikir apabila Suatu hari, nanti bertemu raja, ia tahu apa yang harus ia perbuat. Kemudian, Ummadantipun menikah dengan panglima perang raja yang bernama Ahiparaka, dan Ummadanti pun menjadi kesayangan dan kebahagiaan dari suaminya.

Suatu ketika, kota tersebut sedang mengadakan festival kattika dan mereka menghias kota di malam bulan purnama. Ahiparaka, sang panglima perang pun berkata kepada Ummadanti "Ummadanti terkasih, hari ini adalah festival kattika, dalam prosesi berkeliling kota, pertama kali raja akan datang ke pintu rumah kita. Pastikan kamu tidak menampakkan dirimu kepadanya, karena bila ia melihatmu, ia tidak akan mampu mengendalikan dirinya.” Dan gadis cantik itu mengatakan, “saya akan memastikannya".

Kemudian raja dengan pakaian kebesarannya, yang menaiki sebuah kereta megah yang ditarik oleh kuda-kuda terbaik dan dikawal oleh pasukan kerajaan, berkeliling kota dengan rombongan yang besar, datang terlebih dahulu ke pintu rumah Ahiparaka.

Pada waktu itu, pelayan wanita tersebut memberitahu Ummadanti kedatangan raja, dan Ummadanti meminta pelayannya memberikan sekeranjang bunga. Dengan berdiri di dekat jendela, ia melemparkan bunga-bunga tersebut kepada raja dengan gaya seorang peri. Ketika melihat ke atas, ke arah wanita tersebut, raja dimabukkan oleh kotoran batin, tidak mampu mengendalikan pikirannya sendiri dan tidak mengenali bahwa itu adalah rumah milik panglimanya sendiri. Ia berkata kepada kusir kereta kuda tersebut, dan mengucapkan dua bait syair untuk bertanya:

Rumah siapa ini, Sunanda, 
dikelilingi dinding keemasan?
beritahu ‘ku dengan benar.
Penglihatan indah apakah ini, 
Bercah’ya bagai bintang, 
Terang bagai mentari,
terbit, 
bersinar dari puncak gunung?
Mungkin putri, 
Mungkin empunya rumah,
Atau,
Istri dari putra siapakah ia?
Berikan ‘ku jawaban, 
Cepat, dalam satu kata—
belumkah ia menikah, 
atau, suami dimilikinya

Setelah mendengar namanya, raja mengucapkan satu bait syair berikutnya untuk memuji nama dari wanita tersebut:

Menakjubkan, mempesona,
Sebuah nama di sini,
Diberikan orangtua,
Pada wanita cantik ini.
Tatkala ia memandangku,
O, Ummadanti,
‘ku telah menjadi pesakit,
Demam, dibayangi selalu.

Ketika melihat betapa tidak terkendalinya diri raja, wanita itu menutup jendelanya dan langsung pergi menuju ke kamar indahnya. Mulai dari saat melihatnya, raja tidak lagi berhasrat untuk melakukan prosesi berkeliling kota. Menyapa penunggang keretanya, raja berkata, “Teman Sunanda, hentikan keretanya; ini bukanlah sebuah festival yang cocok bagi kita, ini hanya cocok bagi Ahiparaka, Panglimaku, dan tahta kerajaan lebih cocok diberikan kepadanya,“ dan setelah menghentikan keretanya, raja naik ke istananya dan berbaring di dipan kerajaannya sambil mengoceh… (Lanjutan cerita ini terdapat di Jataka)

Kesimpulan cerita di atas adalah bagaimana suatu dana, melalui dukungan kondisi-kondisi lainnya, ketika matang, dapat menyebabkan terkabulnya aspirasi atau cita-cita apapun. Baik atau buruk. Wanita tersebut bukan hanya mendanakan kain merah saja. Tapi ia juga mendanakan tenaga, pengorbanan, selama tiga tahun, disertai keyakinan sangat kuat. Inilah mengapa, dana yang ia lakukan adalah sangat luar biasa dan bermanfaat. Maka dari itu, cita-citanya untuk menjadi gadis paling cantik pun terkabulkan. Sampai sang raja sendiri pun dimabukkan oleh kecantikannya. Kualitas materi persembahan, walaupun berperan, belum tentu menjadi penentu utama berlimpahnya kualitas kamma baik yang didapatkan seseorang.

Walaupun tidak berarti kisah Ummadanti ini adalah contoh yang baik untuk diikuti, tujuan dari cerita ini adalah untuk menunjukkan bahwa kekuatan kamma dapat membantu mewujudkan tercapainya cita-cita, dan tentunya kita perlu bijak menentukan cita-cita yang nantinya tidak akan merugikan orang lain yang berujung pada penderitaan kita.

Tentunya, tekad paling mulia, aman, dan tak mungkin merugikan adalah, perealisasian Nibbana, menjadi Arahanta, menikmati Kedamaian Sempurna, selamanya. Karena, tekad yang lain, ketika telah terpenuhi, bisa pudar dan berjuang lagi, sedangkan Nibbana ketika tercapai, tidak mungkin kehilangan lagi.

Mengharap dunia, ada kemungkinan menyebabkan masalah dan derita di bidang lain dan buahnya pasti tak semaksimal yang seharusnya. Mengharap hanya Nibbana, buahnya, Nibbana, tidak mungkin menyebabkan masalah, dan justru hasil kejayaan dan kemakmuran duniawi dan surgawinya juga alamiah berbuah dengan keberlimpahan tertinggi.
Semoga Berkah Tertinggi, terjadi pada saya dan anda.

*_Ia, yang memuja Mereka yang layak menerima pemujaan,_*
*_Buddha dan murid-muridNya,_*
*_Mereka, Yang telah melampaui kekusutan batin, dan menyeberangi kesedihan serta ratap tangis,_*
*_Ia yang menghormati,_* 
*_memuja mereka yang telah_* 
*_Terbebas Sempurna dan_* *$Tanpa Kegentaran, tidaklah mungkin,_*
*_untuk mengukur, menyatakan jasa kebajikannya, adalah sebanyak ini atau sebanyak ini._*
(Dhammapada 195-196)

*_Sabba Danam Dhammadanam Jinati_*:

*_Dari segala macam pemberian, pemberian melalui Dhamma adalah yang tertinggi mengungguli semua pemberian lainnya_*

Mereka yang *_mengajarkan jalan ke surga dan Nibbana_*
Suatu hari nanti *_akan mencapainya_*

____________________________
Semoga anda mencapai kebahagiaan Nibbana
Forwad BroadCast Dhamma ini kesemua teman Buddhist anda melalui FB, Wa, etc
Karena persembahan Dhamma adalah persembahan tertinggi.
Persembahan Dhamma akan berbuah kebijaksanaan bagi pemberi dan penerima

Bagi yang ingin mendapat Broadcast Dhamma
Ketik dan kirim nama anda ke whatsapp +6287883394674
Saya : Bhikkhu Assaji

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com