Kisah Seorang Pianis
👁 1 View
2018-04-26 10:52:26
Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.
Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.
Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh. Sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.
Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.
Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle-twinkle little star.
Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.
Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, “Teruslah bermain” dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.
Sang pianis lalu duduk di samping anak itu dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu. Ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.
Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, “Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!” Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.
Saudaraku, demikian juga Kita Sebagai Manusia, Sering Bangga bahkan Lupa Diri, Ketika Kita berada di Puncak Sukses dan Keberhasilan, sehingga tak jarang Kita menjadi Pongah merasa paling Hebat.
Padahal Sukses yg kita raih selalu melibatkan Tangan-tangan yang lain, Sukses tak bisa berdiri sendiri, ada orang-orang di dekat kita yg sejatinya membantu kita mencapai semua Keberhasilan, tapi kita Lupakan dan tak pernah Kita Lihat.
Ada mereka yang tak kita ketahui selalu mendoakan Kita,
Ada mereka yg selalu Hadir memberikan Semangat,
Ada Mereka yang tak meninggalkan kita di saat Jatuh.
Inilah sebenarnya yang menjadi Tangan-tangan Ajaib yang membantu kita menjadi Sukses.
Ingatlah
Ada 2 orang yang sukar di Jumpai di Dunia ini
1. Orang yang Berbuat Baik/Membantu/Menolong tanpa diminta
2. Orang yang selalu ingat Budi Baik Orang lain dan selalu membalas Kebajikannya.