Merubah Pandangan Hidup Diri Sendiri
👁 1 View
2017-09-22 10:18:31
Pada 27 Oktober 1945, seorang bayi lelaki lahir pada sebuah desa petani di negara bagian Pernambuco, Brasil. Karena kondisi keluarga nya yang sangat miskin, anak ini sejak usia 4 tahun sudah terpaksa turun ke jalan untuk berjualan kacang, namun tetap tidak cukup sandang dan pangan.
Setelah masuk SD, di luar jam belajarnya dia mencari makan dengan menjadi tukang semir sepatu bersama dua orang temannya, jika tidak mendapatkan pelanggan, maka dia harus menahan lapar.
Pada saat usianya mencapai 12 tahun, di suatu petang datang seorang pemilik toko ingin menyemirkan sepatunya, tiga orang anak itu langsung mengerubunginya. Melihat pandangan penuh minta dari tiga anak ini, dia merasa serba salah.
Akhirnya,dia mengeluar kan dua buah uang koin dari sakunya dan berkata:Siapa yg paling butuh uang di antara kalian akan saya berikan kesempatan untuk menyemir sepatuku, saya akan membayarnya dua dolar.
Pada masa itu ongkos semir sepatu hanya 20 sen, jadi uang sepuluh kali lipat ini bagaikan kue yang jatuh dari langit. Ketiga pasang mata mrk segera memancarkan cahaya aneh.
“Dari pagi sampai sekarang saya belum makan, jika tidak ada uang untuk membeli makanan, mungkin saya akan mati kelaparan”, kata seorang temannya.
“Bahan makanan di rumahku sudah habis tiga hari, ibuku juga sedang sakit, saya harus membawa pulang bahan makanan, kalau tidak maka malam nanti saya akan dipukuli ...”, kata temannya yang lain.
Anak ini melihat pada uang dua dolar di tangan pemilik toko, sejenak kemudian dia berkata: “Jika kesempatan mendapatkan dua dolar ini diberikan kepadaku, saya akan memberikan kepada dua orang temanku ini masing-masing satu dolar.”
Jawaban anak ini membuat pemilik toko dan dua orang temannya merasa heran.
Anak ini menjelaskan: “Kedua orang ini adalah teman baikku, mereka sudah lapar seharian, sedangkan saya tadi siang ada makan sedikit kacang, jadi saya ada tenaga untuk semir sepatu. Biarlah saya yang semir, anda pasti merasa puas.”
Pemilik toko ini merasa sangat terharu, setelah anak ini siap menyemir sepatunya, dia benar-benar memberikan dua dolar kepadanya. Anak ini juga tidak menjilat kembali ludahnya, dia langsung membagikan uang kepada kedua temannya.
Beberapa hari kemudian, pemilik toko menemui anak itu dan memintanya agar bekerja di tokonya setelah pulang sekolah, sekaligus mendapatkan makan malam. Walau pun sebagai pekerja magang upahnya sangat rendah, namun lebih baik daripada pendapatan dari semir sepatu.
Anak ini tahu kalau nasibnya berubah karena perbuatannya yang mau menolong orang yang lebih membutuhkan. Sejak itu, asalkan mampu, dia akan berusaha membantu orang yang lebih susah daripadanya.
Akhirnya dia berhenti dari sekolah dan bekerja sebagai buruh pabrik, demi memperjuangkan hak-hak kaum buruh, dia bergabung dengan serikat buruh pada usia 21 tahun, dia juga mendirikan Partai Buruh pada usia 45 tahun.
Pada tahun 2002, dia mengikuti pemilihan presiden Brasil dengan slogan kampanye “Hapuskan kelaparan” dan berhasil menang.
Pada tahun 2006, dia terpilih kembali untuk masa jabatan 4 tahun kedua.
Selama 8 tahun pemerintahannya, dia merealisasikan janji kampanyenya untuk menjadikan Brasil sebagai kekuatan ekonomi dunia, dia berhasil membuat 93% anak-anak dan 83% orang dewasa di Brasil cukup makan tiga kali sehari. Negara Brasil yang dipimpinnya berubah dari “dinosaurus pemakan rumput” menjadi “Singa jantan benua Amerika”, sekali lompat Brasil berhasil masuk ke dalam deretan sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia.
Tidak salah lagi kalau dia adalah mantan presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang masa jabatannya habis pada akhir tahun 2010.
Jika kita semakin menaruh perhatian pada orang, maka kita akan semakin tidak mengkhawatirkan diri sendiri.
Jika kita semakin tidak mengkhawatirkan diri sendiri, maka perasaan menderita kita akan semakin ringan.