Rahasia Kebahagiaan Oleh YM. Thich Nhat Hanh (Kutipan Buku The Art Of power)
👁 1 View
2019-09-03 16:24:12
Apakah mungkin seseorang yang miskin dan tidak terkenal dapat berbahagia?
Kebanyakan dari kita berpikir bahwa jika tidak punya uang dan tidak terkenal, maka tidak punya kekuasaan dan tidak bisa benar2 bahagia.
Tentu saja kebutuhan dasar untuk makanan, air, tempat tinggal, pakaian, keselamatan fisik dan mata pencaharian harus ada untuk bahagia.
Kemiskinan yang dalam akan membawa penderitaan, penyakit, dan kekerasan.
Kita harus bisa membedakan kebahagiaan dengan kegembiraan yang meluap-luap atau rasa senang. Banyak orang berpikir bahwa kegembiraan yang meluap-luap adalah kebahagiaan. Tetapi ketika anda merasa gembira yang meluap-luap, anda tidak merasa damai. Kebahagiaan sejati berdasarkan kedamaian.
Misalkan anda berjalan hampir mati kehausan di gurun. Tiba2 anda melihat sebuah oasis, dan anda tahu bahwa begitu tiba disana, akan ada air yang dapat diminum dan anda dapat bertahan hidup. Walaupun anda belum melihat dan meminum air, anda merasakan sesuatu, kegembiraan yang meluap, harapan, rasa senang, tetapi belumlah kebahagiaan.
Kebahagiaan datang hanya ketika anda meminum air dan rasa hausnya didinginkan. Jika tidak memiliki damai di dalam diri, maka anda belum mengalami kebahagiaan sejati.
Beberapa orang mudah sekali menjadi bahagia, tetapi yang lain merasa sulit berbahagia walaupun mereka memiliki banyak kondisi untuk bahagia.
Anda bisa membeli kondisi2 untuk bahagia, tetapi anda tidak bisa membeli kebahagiaan.
Anda dapat membeli raket tenis, tetapi anda tidak dapat membeli kegembiraan bermain tenis.
Anda tidak dapat membeli kebahagiaan di toko, anda harus menumbuhkan kebahagiaan.
Kita memiliki tendensi untuk berpikir bahwa kebahagiaan sebagai sesuatu yang akan kita dapatkan di masa depan.
Seperti oasis yang terlihat dari jauh di gurun, kita mengharapkan kebahagiaan di sepanjang jalan. Kita tidak memiliki kondisi tertentu yang kita pikir diperlukan untuk bahagia, tetapi kita percaya bahwa sekali memilikinya, bahagia pasti ada disana.
Misalnya anda berpikir bahwa gelar sarjana akan membuat anda bahagia. Anda memikirkannya siang malam dan melakukan segalanya untuk mendapatkannya. Ketika anda mendapatkannya, mungkin akan ada rasa senang dan puas dalam hari2 dan minggu setelah menerima diploma. Tetapi anda akan cepat beradaptasi dengan situasi baru, dan dalam waktu beberapa minggu kemudian, anda tidak akan bahagia lagi.
Bahkan orang yang memenangkan lotere dan kemudian menjadi milioner seringkali tidak mendapatkan kebahagiaan yang lama dari keberuntungan mereka. Sesudah tiga bulan, mereka jatuh kembali ke level emosi yang persis sama dengan yang mereka miliki sebelum memenangkan lotere.
Mungkin anda ingin menikahi seseorang dan berpikir bahwa kebahagiaan anda akan menjadi lebih sempurna setelah menikahi orang itu. Setelah menikah, anda mungkin memiliki perode kebahagiaan, tetapi perlahan, kebahagiaan pun menghilang.
Bahkan jika anda memiliki pekerjaan yang bagus, anda tidak bisa memastikan untuk dapat menjaganya. Anda memiliki berbagai kekhawatiran dan ketidakpastian. Anda tidak akan merasa bahagia.
Andaikata kita mendapatkan semua kondisi yang kita percaya bahwa hal itu penting bagi kebahagiaan, kita tetap saja tidak puas.
Untuk merasakan kebahagiaan sejati, seharusnya tidak menyandarkan pikiran kita pada hal2 eksternal, termasuk bentuk, suara, sentuhan, dan ide2.
Kebahagiaan menjadi mungkin ketika kita menyadari memiliki sebuah jalan, ketika mengetahui kemana kita akan pergi. Jika anda tidak menyadari berada di jalan yang tepat, tidak mengetahui kemana akan pergi, anda menderita, merasa tersesat dan bingung.
Kebahagiaan adalah perasaan bahwa anda berada di jalan yang tepat, setiap saat. Anda tidak perlu berada di ujung jalan untuk bahagia.
Anda bahagia disini dan di saat ini.
Ketika anda mempraktekkan cinta kasih dan kasih sayang, maka anda akan berbahagia. Kebahagiaan tidak dapat muncul tanpa cinta kasih.
Sumber: Tisarana.net