Kisah Bhikkhu Yang Ceroboh
lay
Ada seorang bhikkhu, setelah menggunakan barang-barang perabotan, seperti tempat tidur, kursi panjang, dan peralatan milik vihara, meninggalkannya begitu saja barang-barang itu dengan tidak mengembalikannya ke tempat semula. Membiarkannya terkena hujan dan matahari, dan menjadi sarang semut-semut putih. Ketika bhikkhu-bhikkhu lain menegurnya karena kebiasaannya yang tidak bertanggung jawab, dia akan menjawab dengan cepat dan tajam:
“Saya tidak mempunyai maksud untuk menghancurkan barang-barang tersebut, lagipula barang-barang itu hanya akan mengalami kerusakan kecil”, dan lain-lain. Selanjutnya dia meneruskan kebiasaan yang sama.
Ketika Sang Buddha datang dan mengetahui hal tersebut, Beliau berkata kepada bhikkhu tersebut:
“Kamu seharusnya tidak meremehkan perbuatan buruk, waktu sekecil apapun, karena itu akan menjadi besar jika kamu melakukannya sebagai kebiasaan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 121 berikut:
Jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil, dengan berkata:
“Perbuatan jahat tidak akan membawa akibat”.
Bagaikan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang jatuh setetes demi setetes,
demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan.
“Saya tidak mempunyai maksud untuk menghancurkan barang-barang tersebut, lagipula barang-barang itu hanya akan mengalami kerusakan kecil”, dan lain-lain. Selanjutnya dia meneruskan kebiasaan yang sama.
Ketika Sang Buddha datang dan mengetahui hal tersebut, Beliau berkata kepada bhikkhu tersebut:
“Kamu seharusnya tidak meremehkan perbuatan buruk, waktu sekecil apapun, karena itu akan menjadi besar jika kamu melakukannya sebagai kebiasaan.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 121 berikut:
Jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil, dengan berkata:
“Perbuatan jahat tidak akan membawa akibat”.
Bagaikan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang jatuh setetes demi setetes,
demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com