Kisah Santakaya Thera
lay
Terdapat seorang Thera bernama Santakaya, yang dalam kehidupan lampaunya hidup sebagai singa. Seperti biasa dikatakan: bahwa singa-singa pada umumnya pergi seharian mencari makan, kemudian akan beristirahat selama satu minggu berikutnya tanpa bergerak di dalam gua. Santakaya Thera yang hidup sebagai singa dalam kehidupannya yang lampau mempunyai kebiasaan juga seperti singa. Ia bergerak sangat sedikit, geraknya sangat pelan dan pasti, dan ia biasanya tenang serta terpusat. Bhikkhu-bhikkhu lain merasa sangat aneh melihat kelakuannya, mereka memberitahukan hal itu kepada Sang Buddha.
Setelah mendengar keterangan dari para bhikkhu, Sang Buddha berkata kepada mereka, “Para bhikkhu, seorang bhikkhu yang tenang dan terpusat; ia akan berperilaku seperti Santakaya.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 378 berikut :
Seorang bhikkhu yang memiliki perbuatan, ucapan,
serta pikiran yang tenang dan terpusat,
yang telah dapat menyingkirkan hal-hal duniawi,
maka ia adalah orang yang benar-benar damai.
Santakaya Thera mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Setelah mendengar keterangan dari para bhikkhu, Sang Buddha berkata kepada mereka, “Para bhikkhu, seorang bhikkhu yang tenang dan terpusat; ia akan berperilaku seperti Santakaya.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 378 berikut :
Seorang bhikkhu yang memiliki perbuatan, ucapan,
serta pikiran yang tenang dan terpusat,
yang telah dapat menyingkirkan hal-hal duniawi,
maka ia adalah orang yang benar-benar damai.
Santakaya Thera mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com