Kisah Pertanyaan Jivaka
lay
Devadatta, pada suatu kesempatan, mencoba untuk membunuh Sang Buddha dengan mendorong batu besar dari puncak bukit Gijjhakuta (Puncak Burung Nasar). Batu tersebut jatuh membentur sisi bukit dan sepotong serpihannya melukai ibu jari kaki Sang Buddha. Kemudian Beliau dibawa ke Vihara Hutan Mangga milik Jivaka. Di sana Jivaka yang dikenal sebagai seorang tabib, mengobati ibu jari kaki sang Buddha dan membalutnya. Jivaka kemudian pergi ke kota untuk mengobati pasien lainnya, tetapi berjanji untuk kembali dan membuka balutan tersebut pada sore hari. Karena kesibukannya, Jivaka pulang malam hari, tetapi pintu kota telah ditutup dan ia tidak dapat menemui Sang Buddha. Ia sangat bingung sebab apabila pembalut tidak dibuka pada waktunya, seluruh badan Sang Buddha akan demam dan Sang Buddha akan sangat menderita.Pada saat yang sama, Sang Buddha yang telah mengetahui bahwa Jivaka tidak dapat datang pada waktunya berkata kepada Ananda untuk membuka balutan dari ibu jarinya dan ternyata luka tersebut telah sembuh.
Jivaka datang pada fajar keesokkan harinya dan menanyakan kepada Sang Buddha apakah Beliau merasakan kesakitan pada malam sebelumnya. Sang Buddha menjawab, “Jivaka! Sejak saya mencapai Ke-Buddha-an, tidak terdapat kesakitan dan penderitaan lagi bagi-Ku.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 90 berikut ini:
Orang yang telah menyelesaikan perjalanannya
Yang telah terbebas dari segala hal,
Yang telah menghancurkan semua ikatan,
maka dalam dirinya tidak ada lagi demam nafsu.
Jivaka datang pada fajar keesokkan harinya dan menanyakan kepada Sang Buddha apakah Beliau merasakan kesakitan pada malam sebelumnya. Sang Buddha menjawab, “Jivaka! Sejak saya mencapai Ke-Buddha-an, tidak terdapat kesakitan dan penderitaan lagi bagi-Ku.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 90 berikut ini:
Orang yang telah menyelesaikan perjalanannya
Yang telah terbebas dari segala hal,
Yang telah menghancurkan semua ikatan,
maka dalam dirinya tidak ada lagi demam nafsu.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com