Angin
Vāta (SN 24.45)
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, ketika ada apakah, dengan melekat pada apakah, dengan terikat pada apakah, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup, sungai tidak mengalir, perempuan hamil tidak melahirkan, bulan dan matahari tidak terbit dan tidak terbenam melainkan diam bagaikan pilar’?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā …”
“Ketika ada bentuk, para bhikkhu, dengan melekat pada bentuk, dengan terikat pada bentuk, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’ Ketika ada perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, dengan melekat pada kesadaran, dengan terikat pada kesadaran, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’
“Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, apakah bentuk … kesadaran adalah kekal atau tidak kekal?”
“Tidak kekal, Yang Mulia.” …
“Tetapi tanpa melekat pada apa yang tidak kekal, penderitaan, dan tunduk pada perubahan, dapatkah suatu pandangan seperti itu muncul?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Demikianlah, para bhikkhu, apa pun yang tidak kekal adalah penderitaan. Ketika itu ada, adalah dengan melekat padanya, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā …”
“Ketika ada bentuk, para bhikkhu, dengan melekat pada bentuk, dengan terikat pada bentuk, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’ Ketika ada perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran, dengan melekat pada kesadaran, dengan terikat pada kesadaran, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’
“Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, apakah bentuk … kesadaran adalah kekal atau tidak kekal?”
“Tidak kekal, Yang Mulia.” …
“Tetapi tanpa melekat pada apa yang tidak kekal, penderitaan, dan tunduk pada perubahan, dapatkah suatu pandangan seperti itu muncul?”
“Tidak, Yang Mulia.”
“Demikianlah, para bhikkhu, apa pun yang tidak kekal adalah penderitaan. Ketika itu ada, adalah dengan melekat padanya, maka suatu pandangan seperti berikut ini muncul: ‘Angin tidak bertiup … melainkan diam bagaikan pilar.’”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com