Konsentrasi
Samādhi (SN 35.99)
“Para bhikkhu, kembangkanlah konsentrasi. Seorang bhikkhu yang terkonsentrasi memahami segala sesuatu sebagaimana adanya.
“Dan apakah yang ia pahami sebagaimana adanya? Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Mata adalah tidak kekal.’ Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Bentuk-bentuk adalah tidak kekal.’ … ‘Kesadaran-mata adalah tidak kekal.’ … ‘Kontak-mata adalah tidak kekal.’ … ‘Perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi—apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan—itu juga tidak kekal.’ …
“Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Pikiran adalah tidak kekal.’ … Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi … itu juga tidak kekal.’
“Para bhikkhu, kembangkanlah konsentrasi. Seorang bhikkhu yang terkonsentrasi memahami segala sesuatu sebagaimana adanya.”
“Dan apakah yang ia pahami sebagaimana adanya? Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Mata adalah tidak kekal.’ Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Bentuk-bentuk adalah tidak kekal.’ … ‘Kesadaran-mata adalah tidak kekal.’ … ‘Kontak-mata adalah tidak kekal.’ … ‘Perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi—apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan—itu juga tidak kekal.’ …
“Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Pikiran adalah tidak kekal.’ … Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi … itu juga tidak kekal.’
“Para bhikkhu, kembangkanlah konsentrasi. Seorang bhikkhu yang terkonsentrasi memahami segala sesuatu sebagaimana adanya.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com