Sāriputta dan Koṭṭhita (2)
Samudaya (SN 44.4)
Seperti di atas hingga:
“Sekarang apakah, sahabat, sebab dan alasan mengapa ini tidak pernah dinyatakan oleh Sang Bhagavā?”
“Sahabat, adalah seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat bentuk sebagaimana adanya, yang tidak mengetahui dan tidak melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, yang menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata tidak ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata ada juga tidak ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’ Adalah seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat perasaan sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat persepsi sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat bentukan-bentukan kehendak sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat kesadaran sebagaimana adanya, yang tidak mengetahui dan tidak melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, yang menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian’ … … atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’
“Tetapi, sahabat, seseorang yang mengetahui dan melihat bentuk … perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran sebagaimana adanya, yang mengetahui dan melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, tidak menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian,’ … atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’
“Ini, sahabat, adalah sebab dan alasan mengapa ini tidak dinyatakan oleh Sang Bhagavā.”
“Sekarang apakah, sahabat, sebab dan alasan mengapa ini tidak pernah dinyatakan oleh Sang Bhagavā?”
“Sahabat, adalah seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat bentuk sebagaimana adanya, yang tidak mengetahui dan tidak melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, yang menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata tidak ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata ada juga tidak ada setelah kematian,’ atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’ Adalah seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat perasaan sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat persepsi sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat bentukan-bentukan kehendak sebagaimana adanya … yang tidak mengetahui dan tidak melihat kesadaran sebagaimana adanya, yang tidak mengetahui dan tidak melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, yang menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian’ … … atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’
“Tetapi, sahabat, seseorang yang mengetahui dan melihat bentuk … perasaan … persepsi … bentukan-bentukan kehendak … kesadaran sebagaimana adanya, yang mengetahui dan melihat asal-mula, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, tidak menganggap: ‘Sang Tathāgata ada setelah kematian,’ … atau ‘Sang Tathāgata bukan ada juga bukan tidak ada setelah kematian.’
“Ini, sahabat, adalah sebab dan alasan mengapa ini tidak dinyatakan oleh Sang Bhagavā.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com