Meninggalkan Belenggu-belenggu, dan seterusnya
Āsavakkhaya (SN 45.45)
“Para bhikkhu, jika para pengembara sekte lain bertanya kepada kalian: ‘Demi tujuan apakah, sahabat-sahabat, maka kehidupan suci dijalankan di bawah Petapa Gotama?’—ditanya demikian, kalian harus menjawab: ‘Adalah, sahabat-sahabat, demi meninggalkan belenggu-belenggu … untuk mencabut kecenderungan-kecenderungan tersembunyi … untuk memahami perjalanan sepenuhnya … untuk kehancuran noda-noda … untuk mencapai buah dan pengetahuan sejati dan kebebasan … demi pengetahuan dan penglihatan … … demi Nibbāna akhir tanpa kemelekatan maka kehidupan suci dijalankan di bawah Sang Bhagavā.’
“Kemudian, para bhikkhu, jika para pengembara sekte lain bertanya kepada kalian: ‘Tetapi, sahabat-sahabat, adakah jalan, adakah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?’—ditanya demikian, kalian harus menjawab: ‘Ada jalan, sahabat-sahabat, ada cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan.’
“Dan apakah, para bhikkhu, jalan itu, apakah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan? Yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar. Ini adalah jalan, ini adalah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan.
“Ditanya demikian, para bhikkhu, kalian harus menjawab para pengembara itu seperti itu.”
“Kemudian, para bhikkhu, jika para pengembara sekte lain bertanya kepada kalian: ‘Tetapi, sahabat-sahabat, adakah jalan, adakah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan?’—ditanya demikian, kalian harus menjawab: ‘Ada jalan, sahabat-sahabat, ada cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan.’
“Dan apakah, para bhikkhu, jalan itu, apakah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan? Yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar. Ini adalah jalan, ini adalah cara untuk mencapai Nibbāna akhir tanpa kemelekatan.
“Ditanya demikian, para bhikkhu, kalian harus menjawab para pengembara itu seperti itu.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com