Miring ke Arah Timur (1)
Pācīnaninna 1 (SN 45.91)
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, seperti halnya sungai Gangga miring, melandai, dan condong ke arah timur, demikian pula seorang bhikkhu yang mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan, miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.
“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan benar, yang berdasarkan pada keterasingan, kebosanan, dan lenyapnya, yang matang dalam pelepasan … Ia mengembangkan konsentrasi benar, yang berdasarkan pada keterasingan, kebosanan, dan lenyapnya, yang matang dalam pelepasan. Dengan cara inilah, para bhikkhu, bahwa seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.”
“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan benar, yang berdasarkan pada keterasingan, kebosanan, dan lenyapnya, yang matang dalam pelepasan … Ia mengembangkan konsentrasi benar, yang berdasarkan pada keterasingan, kebosanan, dan lenyapnya, yang matang dalam pelepasan. Dengan cara inilah, para bhikkhu, bahwa seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih Jalan Mulia Berunsur Delapan sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com