Mānadinna
Mānadinna (SN 47.30)
Situasi yang sama. Pada saat itu perumah tangga Mānadinna sedang sakit, menderita, sangat sakit. Kemudian perumah tangga Mānadinna berkata kepada seseorang sebagai berikut:
“Pergilah” … sama seperti di atas …
“Aku tidak dapat bertahan, Yang Mulia, aku tidak menjadi lebih baik. Perasaan sakit yang kuat meningkat, bukan mereda, dan meningkatnya, bukan meredanya, terlihat. Tetapi, Yang Mulia, ketika aku tersentuh oleh perasaan yang menyakitkan, aku berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani … perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Dan sehubungan dengan lima belenggu yang lebih rendah yang diajarkan oleh Sang Bhagavā, aku tidak melihat satu pun yang belum kutinggalkan.”
“Suatu keuntungan bagimu, perumah tangga, sungguh suatu keuntungan bagimu, perumah tangga! Engkau telah menyatakan, perumah tangga, buah Yang-Tidak-Kembali.”
“Pergilah” … sama seperti di atas …
“Aku tidak dapat bertahan, Yang Mulia, aku tidak menjadi lebih baik. Perasaan sakit yang kuat meningkat, bukan mereda, dan meningkatnya, bukan meredanya, terlihat. Tetapi, Yang Mulia, ketika aku tersentuh oleh perasaan yang menyakitkan, aku berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani … perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Dan sehubungan dengan lima belenggu yang lebih rendah yang diajarkan oleh Sang Bhagavā, aku tidak melihat satu pun yang belum kutinggalkan.”
“Suatu keuntungan bagimu, perumah tangga, sungguh suatu keuntungan bagimu, perumah tangga! Engkau telah menyatakan, perumah tangga, buah Yang-Tidak-Kembali.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com