Memahami Sepenuhnya
Pariññāta (SN 47.38)
“Para bhikkhu, ada empat penegakan perhatian ini. Apakah empat ini? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Ketika ia berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani seperti demikian, jasmani dipahami sepenuhnya. Karena jasmani telah dipahami sepenuhnya, maka Tanpa-kematian terealisasikan.
“Ia berdiam dengan merenungkan perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena … setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Ketika ia berdiam dengan merenungkan fenomena dalam fenomena seperti demikian, maka fenomena dipahami sepenuhnya. Karena fenomena telah dipahami sepenuhnya, maka Tanpa-kematian terealisasikan.”
“Ia berdiam dengan merenungkan perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena … setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Ketika ia berdiam dengan merenungkan fenomena dalam fenomena seperti demikian, maka fenomena dipahami sepenuhnya. Karena fenomena telah dipahami sepenuhnya, maka Tanpa-kematian terealisasikan.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com