Sang Jalan
Magga (SN 47.43)
Di Sāvatthī. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:
“Para bhikkhu, pada suatu ketika Aku sedang menetap di Uruvelā di tepi sungai Nerañjarā di bawah pohon Banyan Penggembala tidak lama setelah mencapai pencerahan sempurna.
Kemudian, selagi Aku sedang sendirian dalam keterasingan, suatu perenungan muncul dalam pikiranKu sebagai berikut: ‘Ini adalah jalan satu-arah untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan … seperti pada §18 … yaitu, empat penegakan perhatian.’
“Kemudian, para bhikkhu, Brahmā Sahampati, setelah dengan pikirannya mengetahui perenungan dalam pikiranKu, secepat seorang kuat dapat merentangkan lengannya yang tertekuk atau menekuk lengannya yang terentang, lenyap dari alam brahmā dan muncul kembali di hadapanKu. Ia merapikan jubah atasnya di satu bahu, merangkapkan tangan sebagai penghormatan kepadaKu, dan berkata kepadaKu: ‘Demikianlah, Bhagavā! Demikianlah Yang Sempurna! Yang Mulia, ini adalah jalan satu-arah untuk pemurnian makhluk-makhluk … … yaitu, empat penegakan perhatian.’
“Ini adalah apa yang dikatakan oleh Brahmā Sahampati. Setelah mengatakan ini, ia lebih lanjut mengatakan sebagai berikut:
“‘Sang Bijaksana yang melihat hancurnya kelahiran,
Berbelas kasihan, mengetahui jalan satu arah
Yang dengannya di masa lampau mereka menyeberangi banjir,
Yang dengannya mereka akan menyeberang dan yang menyeberanginya sekarang.’”
“Para bhikkhu, pada suatu ketika Aku sedang menetap di Uruvelā di tepi sungai Nerañjarā di bawah pohon Banyan Penggembala tidak lama setelah mencapai pencerahan sempurna.
Kemudian, selagi Aku sedang sendirian dalam keterasingan, suatu perenungan muncul dalam pikiranKu sebagai berikut: ‘Ini adalah jalan satu-arah untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan … seperti pada §18 … yaitu, empat penegakan perhatian.’
“Kemudian, para bhikkhu, Brahmā Sahampati, setelah dengan pikirannya mengetahui perenungan dalam pikiranKu, secepat seorang kuat dapat merentangkan lengannya yang tertekuk atau menekuk lengannya yang terentang, lenyap dari alam brahmā dan muncul kembali di hadapanKu. Ia merapikan jubah atasnya di satu bahu, merangkapkan tangan sebagai penghormatan kepadaKu, dan berkata kepadaKu: ‘Demikianlah, Bhagavā! Demikianlah Yang Sempurna! Yang Mulia, ini adalah jalan satu-arah untuk pemurnian makhluk-makhluk … … yaitu, empat penegakan perhatian.’
“Ini adalah apa yang dikatakan oleh Brahmā Sahampati. Setelah mengatakan ini, ia lebih lanjut mengatakan sebagai berikut:
“‘Sang Bijaksana yang melihat hancurnya kelahiran,
Berbelas kasihan, mengetahui jalan satu arah
Yang dengannya di masa lampau mereka menyeberangi banjir,
Yang dengannya mereka akan menyeberang dan yang menyeberanginya sekarang.’”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com