Moggallāna
Moggallāna (SN 51.14)
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Taman Timur di Istana Ibunya Migāra. Pada saat itu sejumlah bhikkhu yang berdiam di lantai dasar istana itu gelisah, pongah, tinggi hati, berkata kasar, berbicara tanpa arah, berpikiran kacau, tanpa pemahaman jernih, tidak terkonsentrasi, berpikiran berhamburan, kendur dalam indria-indrianya.
Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Yang Mulia Mahāmoggallāna sebagai berikut: “Moggallāna, saudara-saudaramu dalam kehidupan suci, yang berdiam di lantai dasar istana Ibunya Migāra, gelisah … kendur dalam indria-indrianya. Pergilah, Moggallāna, bangkitkan rasa keterdesakan dalam diri para bhikkhu itu.”
“Baik, Yang Mulia,” Yang Mulia Mahāmoggallāna menjawab. Kemudian ia mengerahkan kekuatan spiritualnya sedemikian sehingga dengan jari kakinya ia membuat Istana Ibunya Migāra berguncang, bergoyang, dan bergetar. Kemudian para bhikkhu itu, terkejut dan ketakutan, berdiri di satu sisi dan berkata: “Sungguh mengagumkan, tuan! Sungguh menakjubkan, tuan! Tidak ada angin, dan istana Ibunya Migāra ini yang memiliki dasar yang dalam, dan tertanam kokoh, tidak dapat bergerak, tidak dapat berguncang; namun istana ini berguncang, bergoyang, dan bergetar.”
Kemudian Sang Bhagavā mendekati para bhikkhu itu dan berkata kepada mereka: “Mengapa, para bhikkhu, kalian berdiri di satu sisi, terkejut dan ketakutan?”
“Sungguh mengagumkan, Yang Mulia! Sungguh menakjubkan, Yang Mulia! Tidak ada angin, dan istana Ibunya Migāra ini yang memiliki dasar yang dalam, dan tertanam kokoh, tidak dapat bergerak, tidak dapat berguncang; namun istana ini berguncang, bergoyang, dan bergetar.”
“Para bhikkhu, Bhikkhu Moggallāna, dengan keinginan untuk membangkitkan rasa keterdesakan dalam diri kalian, dengan jari kakinya ia membuat Istana Ibunya Migāra berguncang, bergoyang, dan bergetar. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, setelah mengembangkan dan melatih hal-hal apakah maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā, dituntun oleh Sang Bhagavā, dilindungi oleh Sang Bhagavā. Baik sekali jika Sang Bhagavā sudi menjelaskan makna dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan dari Beliau, para bhikkhu akan mengingatnya.”
“Maka dengarkanlah, para bhikkhu … Adalah karena ia telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa. Apakah empat ini? Di sini, para bhikkhu, Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari keinginan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha. Ia telah mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari kegigihan … konsentrasi yang dihasilkan dari pikiran … konsentrasi yang dihasilkan dari penyelidikan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha, dengan berpikir: ‘Demikianlah penyelidikanku tidak terlalu kendur juga tidak terlalu tegang; dan tidak mengerut secara internal juga tidak kacau secara eksternal.’ … Demikianlah, dengan pikiran terbuka dan tidak terselubung, ia mengembangkan pikiran yang dipenuhi dengan cahaya.
“Adalah, para bhikkhu, karena ia telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual ini maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa.
“Adalah, para bhikkhu, karena Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual ini maka ia dapat mengerahkan berbagai kekuatan spiritual … ia mengerahkan kemahiran dengan jasmani hingga sejauh alam brahmā …
“Adalah, para bhikkhu, karena Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual maka dengan hancurnya noda-noda, dalam kehidupan ini ia masuk dan berdiam dalam kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, merealisasikannya untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung.”
Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Yang Mulia Mahāmoggallāna sebagai berikut: “Moggallāna, saudara-saudaramu dalam kehidupan suci, yang berdiam di lantai dasar istana Ibunya Migāra, gelisah … kendur dalam indria-indrianya. Pergilah, Moggallāna, bangkitkan rasa keterdesakan dalam diri para bhikkhu itu.”
“Baik, Yang Mulia,” Yang Mulia Mahāmoggallāna menjawab. Kemudian ia mengerahkan kekuatan spiritualnya sedemikian sehingga dengan jari kakinya ia membuat Istana Ibunya Migāra berguncang, bergoyang, dan bergetar. Kemudian para bhikkhu itu, terkejut dan ketakutan, berdiri di satu sisi dan berkata: “Sungguh mengagumkan, tuan! Sungguh menakjubkan, tuan! Tidak ada angin, dan istana Ibunya Migāra ini yang memiliki dasar yang dalam, dan tertanam kokoh, tidak dapat bergerak, tidak dapat berguncang; namun istana ini berguncang, bergoyang, dan bergetar.”
Kemudian Sang Bhagavā mendekati para bhikkhu itu dan berkata kepada mereka: “Mengapa, para bhikkhu, kalian berdiri di satu sisi, terkejut dan ketakutan?”
“Sungguh mengagumkan, Yang Mulia! Sungguh menakjubkan, Yang Mulia! Tidak ada angin, dan istana Ibunya Migāra ini yang memiliki dasar yang dalam, dan tertanam kokoh, tidak dapat bergerak, tidak dapat berguncang; namun istana ini berguncang, bergoyang, dan bergetar.”
“Para bhikkhu, Bhikkhu Moggallāna, dengan keinginan untuk membangkitkan rasa keterdesakan dalam diri kalian, dengan jari kakinya ia membuat Istana Ibunya Migāra berguncang, bergoyang, dan bergetar. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, setelah mengembangkan dan melatih hal-hal apakah maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā, dituntun oleh Sang Bhagavā, dilindungi oleh Sang Bhagavā. Baik sekali jika Sang Bhagavā sudi menjelaskan makna dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan dari Beliau, para bhikkhu akan mengingatnya.”
“Maka dengarkanlah, para bhikkhu … Adalah karena ia telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa. Apakah empat ini? Di sini, para bhikkhu, Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari keinginan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha. Ia telah mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari kegigihan … konsentrasi yang dihasilkan dari pikiran … konsentrasi yang dihasilkan dari penyelidikan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha, dengan berpikir: ‘Demikianlah penyelidikanku tidak terlalu kendur juga tidak terlalu tegang; dan tidak mengerut secara internal juga tidak kacau secara eksternal.’ … Demikianlah, dengan pikiran terbuka dan tidak terselubung, ia mengembangkan pikiran yang dipenuhi dengan cahaya.
“Adalah, para bhikkhu, karena ia telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual ini maka Bhikkhu Moggallāna menjadi begitu kuat dan perkasa.
“Adalah, para bhikkhu, karena Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual ini maka ia dapat mengerahkan berbagai kekuatan spiritual … ia mengerahkan kemahiran dengan jasmani hingga sejauh alam brahmā …
“Adalah, para bhikkhu, karena Bhikkhu Moggallāna telah mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual maka dengan hancurnya noda-noda, dalam kehidupan ini ia masuk dan berdiam dalam kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, merealisasikannya untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com