Sungai Gangga—Arah Timur, dan seterusnya
Pācīnaninna 1 (SN 51.33-44)
“Para bhikkhu, seperti halnya sungai Gangga yang miring, melandai, dan condong ke arah timur, demikian pula seorang bhikkhu yang mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan batin, miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.
“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan batin sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari keinginan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha. Ia mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari kegigihan … konsentrasi yang dihasilkan dari pikiran … konsentrasi yang dihasilkan dari penyelidikan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha.
“Dengan cara inilah, para bhikkhu, bahwa seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.”
Sutta-sutta selanjutnya dari vagga ini dijelaskan dengan cara yang serupa dengan 45:92-102.
Enam mengenai miring ke arah timur
Dan enam mengenai miring ke samudra.
Dua kali enam ini menjadi dua belas:
Demikianlah bab ini dilafalkan.
“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan batin sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari keinginan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha. Ia mengembangkan landasan kekuatan spiritual yang memiliki konsentrasi yang dihasilkan dari kegigihan … konsentrasi yang dihasilkan dari pikiran … konsentrasi yang dihasilkan dari penyelidikan dan bentukan-bentukan kehendak berusaha.
“Dengan cara inilah, para bhikkhu, bahwa seorang bhikkhu mengembangkan dan melatih empat landasan kekuatan spiritual sehingga ia miring, melandai, dan condong ke arah Nibbāna.”
Sutta-sutta selanjutnya dari vagga ini dijelaskan dengan cara yang serupa dengan 45:92-102.
Enam mengenai miring ke arah timur
Dan enam mengenai miring ke samudra.
Dua kali enam ini menjadi dua belas:
Demikianlah bab ini dilafalkan.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com