Hutan Semak-berduri (1)
Kaṇṭakī 1–2 (SN 52.4–5)
Pada suatu ketika Yang Mulia Anuruddha, Yang Mulia Sāriputta, dan Yang Mulia Mahāmoggallāna sedang menetap di Sāketa di Hutan Semak-berduri. Kemudian, pada suatu malam, Yang Mulia Sāriputta dan Yang Mulia Mahāmoggallāna keluar dari keterasingan, mendekati Yang Mulia Anuruddha, dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah itu, mereka duduk di satu sisi, dan Yang Mulia Sāriputta berkata kepada Yang Mulia Anuruddha:
“Sahabat Anuruddha, hal-hal apakah yang harus dimasuki dan didiami oleh seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar?”
“Sahabat Sāriputta, seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar, harus masuk dan berdiam dalam empat penegakan perhatian. Apakah empat ini? Di sini, sahabat, seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani … … perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar, harus masuk dan berdiam dalam empat penegakan perhatian ini.”
“Sahabat Anuruddha, hal-hal apakah yang harus dimasuki dan didiami oleh seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar?”
“Sahabat Sāriputta, seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar, harus masuk dan berdiam dalam empat penegakan perhatian. Apakah empat ini? Di sini, sahabat, seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani … … perasaan dalam perasaan … pikiran dalam pikiran … fenomena dalam fenomena, tekun, memahami dengan jernih, penuh perhatian, setelah melenyapkan ketamakan dan ketidak-senangan sehubungan dengan dunia. Seorang bhikkhu yang adalah seorang pelajar, harus masuk dan berdiam dalam empat penegakan perhatian ini.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com