Sariputta | Suttapitaka | Sarakāni (1) Sariputta

Sarakāni (1)

Sarakāni 1 (SN 55.24)

Di Kapilavatthu. Pada saat itu Sarakāni orang Sakya telah meninggal dunia, dan Sang Bhagavā telah menyatakannya sebagai seorang Pemasuk-Arus, tidak mungkin lagi terlahir di alam rendah, pasti dalam takdir, dengan pencerahan sebagai tujuannya. Setelah itu sejumlah orang Sakya, setelah bertemu dan berkumpul, menyesalkan hal ini, menggerutu dan mengeluhkan, dengan mengatakan: “Sungguh menakjubkan, tuan! Sungguh mengagumkan, tuan! Sekarang siapakah di sini yang bukan seorang Pemasuk-Arus jika Sang Bhagavā menyatakan Sarakāni orang Sakya setelah kematiannya sebagai seorang Pemasuk-Arus … dengan pencerahan sebagai tujuannya? Sarakāni orang Sakya terlalu lemah dalam latihan; ia meminum minuman memabukkan!”

Kemudian Mahānāma orang Sakya mendatangi Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan melaporkan persoalan ini kepada Beliau. [Sang Bhagavā berkata:]

“Mahānāma, ketika seorang umat awam telah berlindung pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha dalam waktu yang lama, bagaimana mungkin ia pergi ke alam rendah? Jika seseorang yang berkata benar mengatakan: ‘Ia telah lama menjadi seorang umat awam yang telah berlindung pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha,’ adalah Sarakāni orang Sakya yang ia maksudkan. Mahānāma, Sarakāni orang Sakya telah lama berlindung pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha, bagaimana mungkin ia pergi ke alam rendah?

“Di sini, Mahānāma, seseorang memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah … guru para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Yang Suci.’

Demikian pula pada Dhamma dan Saṅgha. Ia adalah seorang dengan kebijaksanaan gembira, dengan kebijaksanaan cepat, dan ia telah mencapai kebebasan. Dengan hancurnya noda-noda, dalam kehidupan ini ia masuk dan berdiam dalam kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, merealisasikannya untuk dirinya dengan pengetahuan langsung. Orang ini, Mahānāma, terbebas dari neraka, alam binatang, alam setan, terbebas dari alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Di sini, Mahānāma, seseorang memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Ia adalah seorang dengan kebijaksanaan gembira, dengan kebijaksanaan cepat, namun ia belum mencapai kebebasan. Dengan kehancuran sepenuhnya lima belenggu yang lebih rendah, ia telah menjadi seorang yang terlahir kembali secara spontan; pasti mencapai Nibbāna di sana tanpa kembali dari alam itu. Orang ini juga, Mahānāma, terbebas dari neraka, alam binatang, alam setan, terbebas dari alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Di sini, Mahānāma, seseorang memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Ia bukanlah seorang dengan kebijaksanaan gembira, juga bukan dengan kebijaksanaan cepat, dan ia belum mencapai kebebasan. Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu dan dengan melemahnya keserakahan, kebencian, dan delusi, ia menjadi seorang Yang-Kembali-Sekali, setelah kembali ke alam ini hanya satu kali lagi, ia akan mengakhiri penderitaan. Orang ini juga, Mahānāma, terbebas dari neraka, alam binatang, alam setan, terbebas dari alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Di sini, Mahānāma, seseorang memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Ia bukanlah seorang dengan kebijaksanaan gembira, juga bukan dengan kebijaksanaan cepat, dan ia belum mencapai kebebasan. Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu, ia adalah seorang Pemasuk-Arus, tidak mungkin lagi terlahir di alam rendah, pasti dalam takdir, dengan pencerahan sebagai tujuannya. Orang ini juga, Mahānāma, terbebas dari neraka, alam binatang, dan alam setan, terbebas dari alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Di sini, Mahānāma, seseorang tidak memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Ia bukanlah seorang dengan kebijaksanaan gembira, juga bukan dengan kebijaksanaan cepat, dan ia belum mencapai kebebasan. Akan tetapi, ia memiliki lima hal ini: indria keyakinan, indria kegigihan, indria perhatian, indria konsentrasi, indria kebijaksanaan. Dan ajaran yang dibabarkan oleh Sang Tathāgata diterima olehnya setelah direnungkan hingga tingkat tertentu dengan kebijaksanaan. Orang ini juga, Mahānāma, adalah seorang yang tidak pergi ke neraka, alam binatang, atau alam setan, ke alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Di sini, Mahānāma, seseorang tidak memiliki keyakinan kuat pada Sang Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Ia bukanlah seorang dengan kebijaksanaan gembira, juga bukan dengan kebijaksanaan cepat, dan ia belum mencapai kebebasan. Akan tetapi, ia memiliki lima hal ini: indria keyakinan … indria kebijaksanaan. Dan ia memiliki keyakinan yang cukup pada Sang Tathāgata, pengabdian yang cukup kepada Beliau. Orang ini juga, Mahānāma, adalah seorang yang tidak pergi ke neraka, alam binatang, atau alam setan, ke alam sengsara, alam yang buruk, alam rendah.

“Bahkan jika pepohonan sal besar ini, Mahānāma, mampu memahami apa yang dibabarkan dengan baik dan apa yang dibabarkan dengan buruk, maka Aku akan menyatakan bahwa pepohonan sal besar ini sebagai para Pemasuk-Arus, tidak mungkin lagi terlahir di alam rendah, pasti dalam takdir, dengan pencerahan sebagai tujuannya. Apalagi Sarakāni orang Sakya? Mahānāma, Sarakāni orang Sakya menjalankan latihan menjelang kematiannya.”

Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com