Tidak Mungkin
Aṭṭhāna (AN 1.268–295)
1.268
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai kekal; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai kekal; ada kemungkinan seperti itu.”
1.269
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai menyenangkan; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai menyenangkan; ada kemungkinan seperti itu.”
1.270
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai diri; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai diri; ada kemungkinan seperti itu.”
1.271–1.276. (4–9)
(271) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh ibunya … (272) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh ayahnya … (273) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh seorang Arahant … (274) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan dapat, dengan pikiran kebencian, melukai seorang Tathāgata hingga berdarah … (275) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat memecah belah Saṅgha … (276) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat mengakui orang lain selain Sang Buddha sebagai gurunya; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat mengakui seorang lain selain Sang Buddha sebagai gurunya; ada kemungkinan seperti itu.”
1.277
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa dua Arahant yang adalah para Buddha yang tercerahkan sempurna dapat muncul pada masa yang sama dalam satu sistem dunia; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa satu orang Arahant yang adalah Buddha yang tercerahkan sempurna dapat muncul dalam satu sistem dunia; ada kemungkinan seperti itu.”
1.278
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa dua Raja Pemutar Roda dapat muncul pada masa yang sama dalam satu sistem dunia; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa satu orang Raja Pemutar Roda dapat muncul dalam satu sistem dunia; ada kemungkinan seperti itu.”
1.279–1.283. (12–16)
(279) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seorang perempuan dapat menjadi seorang Arahant yang adalah seorang Buddha yang tercerahkan sempurna … (280) … bahwa seorang perempuan dapat menjadi seorang Raja Pemutar Roda … (281) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Sakka … (282) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Māra … (283) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Brahmā; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang laki-laki dapat menempati posisi Brahmā; ada kemungkinan seperti itu.”
1.284–1.286. (17–19)
(284) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui jasmani … (285) … bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui ucapan … (286) … bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui pikiran; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi ada kemungkinan bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui jasmani … dari perilaku salah melalui ucapan … dari perilaku salah melalui pikiran; ada kemungkinan seperti itu.”
1.287–1.289. (20–22)
(287) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui jasmani … (288) … bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui ucapan … (289) … bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui pikiran; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi ada kemungkinan bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui jasmani … dari perilaku baik melalui ucapan … dari perilaku baik melalui pikiran; ada kemungkinan seperti itu.”
1.290–1.292. (23–25)
(290) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui jasmani dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga … (291) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui ucapan dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga … (292) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui jasmani … perbuatan salah melalui ucapan … perbuatan salah melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka; ada kemungkinan seperti itu.”
1.293–1.295. (26–28)
(293) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui jasmani dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka … (294) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui ucapan dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka … (295) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, dalam di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui jasmani … perbuatan baik melalui ucapan … perbuatan baik melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga; ada kemungkinan seperti itu.”
xvi. Satu Hal
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai kekal; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai kekal; ada kemungkinan seperti itu.”
1.269
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai menyenangkan; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai menyenangkan; ada kemungkinan seperti itu.”
1.270
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat menganggap fenomena apa pun yang terkondisi sebagai diri; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat menganggap suatu fenomena terkondisi sebagai diri; ada kemungkinan seperti itu.”
1.271–1.276. (4–9)
(271) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh ibunya … (272) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh ayahnya … (273) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat membunuh seorang Arahant … (274) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan dapat, dengan pikiran kebencian, melukai seorang Tathāgata hingga berdarah … (275) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat memecah belah Saṅgha … (276) bahwa seseorang yang sempurna dalam pandangan, dapat mengakui orang lain selain Sang Buddha sebagai gurunya; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang kaum duniawi dapat mengakui seorang lain selain Sang Buddha sebagai gurunya; ada kemungkinan seperti itu.”
1.277
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa dua Arahant yang adalah para Buddha yang tercerahkan sempurna dapat muncul pada masa yang sama dalam satu sistem dunia; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa satu orang Arahant yang adalah Buddha yang tercerahkan sempurna dapat muncul dalam satu sistem dunia; ada kemungkinan seperti itu.”
1.278
“Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa dua Raja Pemutar Roda dapat muncul pada masa yang sama dalam satu sistem dunia; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa satu orang Raja Pemutar Roda dapat muncul dalam satu sistem dunia; ada kemungkinan seperti itu.”
1.279–1.283. (12–16)
(279) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seorang perempuan dapat menjadi seorang Arahant yang adalah seorang Buddha yang tercerahkan sempurna … (280) … bahwa seorang perempuan dapat menjadi seorang Raja Pemutar Roda … (281) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Sakka … (282) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Māra … (283) … bahwa seorang perempuan dapat menempati posisi Brahmā; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seorang laki-laki dapat menempati posisi Brahmā; ada kemungkinan seperti itu.”
1.284–1.286. (17–19)
(284) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui jasmani … (285) … bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui ucapan … (286) … bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui pikiran; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi ada kemungkinan bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku salah melalui jasmani … dari perilaku salah melalui ucapan … dari perilaku salah melalui pikiran; ada kemungkinan seperti itu.”
1.287–1.289. (20–22)
(287) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui jasmani … (288) … bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui ucapan … (289) … bahwa suatu akibat yang tidak diharapkan, tidak diinginkan, dan tidak menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui pikiran; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi ada kemungkinan bahwa suatu akibat yang diharapkan, diinginkan, dan menyenangkan dapat dihasilkan dari perilaku baik melalui jasmani … dari perilaku baik melalui ucapan … dari perilaku baik melalui pikiran; ada kemungkinan seperti itu.”
1.290–1.292. (23–25)
(290) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui jasmani dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga … (291) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui ucapan dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga … (292) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seseorang yang melakukan perbuatan salah melalui jasmani … perbuatan salah melalui ucapan … perbuatan salah melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka; ada kemungkinan seperti itu.”
1.293–1.295. (26–28)
(293) “Adalah tidak mungkin dan tidak masuk akal, para bhikkhu, bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui jasmani dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka … (294) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui ucapan dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka … (295) … bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara, dalam di alam tujuan kelahiran yang buruk, di alam rendah, di neraka; tidak ada kemungkinan seperti itu. Tetapi adalah mungkin bahwa seseorang yang melakukan perbuatan baik melalui jasmani … perbuatan baik melalui ucapan … perbuatan baik melalui pikiran dapat karena hal itu, karena alasan itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam tujuan kelahiran yang baik, di alam surga; ada kemungkinan seperti itu.”
xvi. Satu Hal
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com