ii. Persoalan Disiplin
Adhikaraṇa 10 (AN 2.20)
2.20
“Para bhikkhu, ada dua hal yang mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma sejati. Apakah dua ini? Kata-kata dan frasa-frasa yang ditata dengan buruk dan makna yang diinterpretasikan dengan buruk. Ketika kata-kata dan frasa-frasa ditata dengan buruk, maka makna diinterpretasikan dengan buruk. Kedua hal ini mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma sejati.
“Para bhikkhu, ada dua hal yang mengarah pada ketidak-munduran dan ketidak-lenyapan Dhamma sejati. Apakah dua ini? Kata-kata dan frasa-frasa yang ditata dengan baik dan makna yang diinterpretasikan dengan baik. Ketika kata-kata dan frasa-frasa ditata dengan baik, maka makna diinterpretasikan dengan baik. Kedua hal ini mengarah pada ketidak-munduran dan ketidak-lenyapan Dhamma sejati.”
“Para bhikkhu, ada dua hal yang mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma sejati. Apakah dua ini? Kata-kata dan frasa-frasa yang ditata dengan buruk dan makna yang diinterpretasikan dengan buruk. Ketika kata-kata dan frasa-frasa ditata dengan buruk, maka makna diinterpretasikan dengan buruk. Kedua hal ini mengarah pada kemunduran dan lenyapnya Dhamma sejati.
“Para bhikkhu, ada dua hal yang mengarah pada ketidak-munduran dan ketidak-lenyapan Dhamma sejati. Apakah dua ini? Kata-kata dan frasa-frasa yang ditata dengan baik dan makna yang diinterpretasikan dengan baik. Ketika kata-kata dan frasa-frasa ditata dengan baik, maka makna diinterpretasikan dengan baik. Kedua hal ini mengarah pada ketidak-munduran dan ketidak-lenyapan Dhamma sejati.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com