v. Kumpulan-Kumpulan
Parisa 7 (AN 2.48)
“Para bhikkhu, ada dua jenis kumpulan ini. Apakah dua ini? Kumpulan yang menghargai hal-hal duniawi, bukan Dhamma sejati, dan kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi.
“Dan apakah kumpulan yang menghargai hal-hal duniawi, bukan Dhamma sejati? Di sini, dalam kumpulan jenis ini para bhikkhu saling memuji satu sama lain di hadapan para perumah tangga berjubah putih, dengan mengatakan: ‘Bhikkhu itu adalah seorang yang terbebaskan dalam kedua cara; yang itu adalah seorang yang terbebaskan melalui kebijaksanaan; yang itu adalah seorang saksi-tubuh; yang itu adalah seorang yang mencapai pandangan; yang itu adalah seorang yang terbebaskan melalui keyakinan; yang itu adalah seorang pengikut-Dhamma; yang itu adalah seorang pengikut-keyakinan; yang itu adalah seorang yang bermoral dan berkarakter baik; yang itu adalah seorang yang tidak bermoral dan berkarakter buruk.’ Dengan cara demikian mereka menerima perolehan, yang mereka gunakan dengan terikat padanya, tergila-gila padanya, secara membuta terserap di dalamnya, tidak melihat bahaya di dalamnya, tidak memahami jalan membebaskan diri. Ini disebut kumpulan yang menghargai hal-hal duniawi, bukan Dhamma sejati.
“Dan apakah kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi? Di sini, dalam kumpulan jenis ini para bhikkhu tidak saling memuji satu sama lain di hadapan para perumah tangga berjubah putih, dengan mengatakan: ‘Bhikkhu itu adalah seorang yang terbebaskan dalam kedua cara … yang itu adalah seorang yang tidak bermoral dan berkarakter buruk.’ Dengan cara demikian mereka menerima perolehan, yang mereka gunakan dengan tidak terikat padanya, tidak tergila-gila padanya, tidak secara membuta terserap di dalamnya, melihat bahaya di dalamnya, memahami jalan membebaskan diri. Ini disebut kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi.
“Ini, para bhikkhu, adalah kedua jenis kumpulan itu. Di antara kedua jenis ini, kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi, adalah yang terunggul.”
“Dan apakah kumpulan yang menghargai hal-hal duniawi, bukan Dhamma sejati? Di sini, dalam kumpulan jenis ini para bhikkhu saling memuji satu sama lain di hadapan para perumah tangga berjubah putih, dengan mengatakan: ‘Bhikkhu itu adalah seorang yang terbebaskan dalam kedua cara; yang itu adalah seorang yang terbebaskan melalui kebijaksanaan; yang itu adalah seorang saksi-tubuh; yang itu adalah seorang yang mencapai pandangan; yang itu adalah seorang yang terbebaskan melalui keyakinan; yang itu adalah seorang pengikut-Dhamma; yang itu adalah seorang pengikut-keyakinan; yang itu adalah seorang yang bermoral dan berkarakter baik; yang itu adalah seorang yang tidak bermoral dan berkarakter buruk.’ Dengan cara demikian mereka menerima perolehan, yang mereka gunakan dengan terikat padanya, tergila-gila padanya, secara membuta terserap di dalamnya, tidak melihat bahaya di dalamnya, tidak memahami jalan membebaskan diri. Ini disebut kumpulan yang menghargai hal-hal duniawi, bukan Dhamma sejati.
“Dan apakah kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi? Di sini, dalam kumpulan jenis ini para bhikkhu tidak saling memuji satu sama lain di hadapan para perumah tangga berjubah putih, dengan mengatakan: ‘Bhikkhu itu adalah seorang yang terbebaskan dalam kedua cara … yang itu adalah seorang yang tidak bermoral dan berkarakter buruk.’ Dengan cara demikian mereka menerima perolehan, yang mereka gunakan dengan tidak terikat padanya, tidak tergila-gila padanya, tidak secara membuta terserap di dalamnya, melihat bahaya di dalamnya, memahami jalan membebaskan diri. Ini disebut kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi.
“Ini, para bhikkhu, adalah kedua jenis kumpulan itu. Di antara kedua jenis ini, kumpulan yang menghargai Dhamma sejati, bukan hal-hal duniawi, adalah yang terunggul.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com