viii. Dengan Suatu Landasan
Sanimitta 1–20 (AN 2.77–86)
2.77
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan suatu landasan, bukan tanpa landasan. Dengan meninggalkan landasan ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.78
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui suatu sumber, bukan tanpa sumber. Dengan meninggalkan sumber ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.79
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui suatu penyebab, bukan tanpa penyebab. Dengan meninggalkan penyebab ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.80
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui aktivitas-aktivitas penyebab, bukan tanpa aktivitas-aktivitas penyebab. Dengan meninggalkan aktivitas-aktivitas penyebab ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.81
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan suatu kondisi, bukan tanpa kondisi. Dengan meninggalkan kondisi ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.82
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan bentuk, bukan tanpa bentuk. Dengan meninggalkan bentuk ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.83
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan perasaan, bukan tanpa perasaan. Dengan meninggalkan perasaan ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.84
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan persepsi, bukan tanpa persepsi. Dengan meninggalkan persepsi ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.85
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan kesadaran, bukan tanpa kesadaran. Dengan meninggalkan kesadaran ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.86
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan berdasarkan pada apa yang terkondisi, bukan tanpa landasan pada apa yang terkondisi. Dengan meninggalkan apa yang terkondisi, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan suatu landasan, bukan tanpa landasan. Dengan meninggalkan landasan ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.78
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui suatu sumber, bukan tanpa sumber. Dengan meninggalkan sumber ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.79
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui suatu penyebab, bukan tanpa penyebab. Dengan meninggalkan penyebab ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.80
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul melalui aktivitas-aktivitas penyebab, bukan tanpa aktivitas-aktivitas penyebab. Dengan meninggalkan aktivitas-aktivitas penyebab ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.81
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan suatu kondisi, bukan tanpa kondisi. Dengan meninggalkan kondisi ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.82
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan bentuk, bukan tanpa bentuk. Dengan meninggalkan bentuk ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.83
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan perasaan, bukan tanpa perasaan. Dengan meninggalkan perasaan ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.84
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan persepsi, bukan tanpa persepsi. Dengan meninggalkan persepsi ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.85
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul bersama dengan kesadaran, bukan tanpa kesadaran. Dengan meninggalkan kesadaran ini, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
2.86
“Para bhikkhu, kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk muncul dengan berdasarkan pada apa yang terkondisi, bukan tanpa landasan pada apa yang terkondisi. Dengan meninggalkan apa yang terkondisi, maka kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang buruk ini tidak muncul.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com