Dijadikan Teman
Sevitabba (AN 3.26)
“Para bhikkhu, ada tiga jenis orang ini yang terdapat di dunia ini. Apakah tiga ini? (1) Ada orang yang tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti, dan tidak boleh dilayani; (2) orang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani; dan (3) seorang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan.
(1) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti, dan tidak boleh dilayani? Di sini, seseorang lebih rendah [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti, dan tidak boleh dilayani, kecuali demi rasa simpati dan belas kasihan.
(2) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani? Di sini, seseorang serupa [dengan diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] ‘Karena kita setara dalam hal perilaku bermoral, maka kita akan berdiskusi tentang perilaku bermoral, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman. Karena kita setara dalam hal konsentrasi, maka kita akan berdiskusi tentang konsentrasi, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman. Karena kita setara dalam hal kebijaksanaan, maka kita akan berdiskusi tentang kebijaksanaan, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman.’ Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani.
(3) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan? Di sini, seseorang lebih tinggi [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] ‘Dengan cara demikian maka aku akan memenuhi kelompok perilaku bermoral yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok perilaku bermoral yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok konsentrasi yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok konsentrasi yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok kebijaksanaan yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok kebijaksanaan yang telah kupenuhi.’ Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan.
“Ini, para bhikkhu, adalah tiga jenis orang yang terdapat di dunia ini.”
Seorang yang bergaul dengan orang rendah akan mengalami kemunduran;
seorang yang bergaul dengan orang yang setara tidak akan mengalami kemunduran;
dengan melayani seorang yang tinggi, maka seseorang akan berkembang dengan cepat;
oleh karena itu kalian harus mengikuti orang yang lebih tinggi daripada kalian.
(1) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti, dan tidak boleh dilayani? Di sini, seseorang lebih rendah [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu tidak boleh dijadikan teman, tidak boleh diikuti, dan tidak boleh dilayani, kecuali demi rasa simpati dan belas kasihan.
(2) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani? Di sini, seseorang serupa [dengan diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] ‘Karena kita setara dalam hal perilaku bermoral, maka kita akan berdiskusi tentang perilaku bermoral, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman. Karena kita setara dalam hal konsentrasi, maka kita akan berdiskusi tentang konsentrasi, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman. Karena kita setara dalam hal kebijaksanaan, maka kita akan berdiskusi tentang kebijaksanaan, dan diskusi ini akan mengalir dengan lancar antara kita, dan kita akan merasa nyaman.’ Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani.
(3) “Dan apakah para bhikkhu, jenis orang yang harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan? Di sini, seseorang lebih tinggi [daripada diri sendiri] dalam hal perilaku bermoral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Orang seperti itu harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan. Karena alasan apakah? [Karena ia mempertimbangkan:] ‘Dengan cara demikian maka aku akan memenuhi kelompok perilaku bermoral yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok perilaku bermoral yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok konsentrasi yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok konsentrasi yang telah kupenuhi. Aku akan memenuhi kelompok kebijaksanaan yang belum kupenuhi atau membantu dengan kebijaksanaan dalam berbagai aspek kelompok kebijaksanaan yang telah kupenuhi.’ Oleh karena itu orang demikian harus dijadikan teman, harus diikuti, dan harus dilayani dengan penghormatan dan penghargaan.
“Ini, para bhikkhu, adalah tiga jenis orang yang terdapat di dunia ini.”
Seorang yang bergaul dengan orang rendah akan mengalami kemunduran;
seorang yang bergaul dengan orang yang setara tidak akan mengalami kemunduran;
dengan melayani seorang yang tinggi, maka seseorang akan berkembang dengan cepat;
oleh karena itu kalian harus mengikuti orang yang lebih tinggi daripada kalian.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com