Penyebab (2)
Nidāna 2 (AN 3.112)
“Para bhikkhu, ada tiga penyebab bagi asal-mula kamma. Apakah tiga ini? (1) Keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. (2) Keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. (3) Keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(2) “Dan bagaimanakah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(3) “Dan bagaimanakah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
“Ini adalah tiga penyebab bagi asal-mula kamma.
“Para bhikkhu, ada tiga penyebab [lainnya] bagi asal-mula kamma. Apakah tiga ini? Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(2) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(3) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
“Ini adalah ketiga penyebab [lainnya] bagi asal-mula kamma.”
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(2) “Dan bagaimanakah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(3) “Dan bagaimanakah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memikirkan dan dengan pikiran memeriksa hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Sewaktu ia melakukan demikian, keinginan muncul. Ketika keinginan muncul, ia terbelenggu oleh hal-hal itu. Ketergila-gilaan pikiran adalah apa yang Kusebut belenggu. Dengan cara inilah keinginan muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
“Ini adalah tiga penyebab bagi asal-mula kamma.
“Para bhikkhu, ada tiga penyebab [lainnya] bagi asal-mula kamma. Apakah tiga ini? Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(1) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa lalu yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(2) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal di masa depan yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
(3) “Dan bagaimanakah, para bhikkhu, keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu? Seseorang memahami akibat di masa depan dari hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu. Setelah memahami akibat di masa depan, ia menghindarinya. Setelah menghindarinya, ia menjadi bosan dalam pikiran, dan setelah menembusnya dengan kebijaksanaan, ia melihat. Dengan cara inilah keinginan tidak muncul sehubungan dengan hal-hal yang ada sekarang yang menjadi landasan bagi keinginan dan nafsu.
“Ini adalah ketiga penyebab [lainnya] bagi asal-mula kamma.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com