Celaka (2)
Khata 2 (AN 4.4)
“Para bhikkhu, dengan berperilaku buruk terhadap empat orang, si dungu, yang tidak kompeten, dan jahat, mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka; ia tercela dan dicela oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak keburukan. Apakah empat ini? (1) Dengan berperilaku buruk terhadap ibunya, si dungu, yang tidak kompeten, dan jahat mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka; ia tercela dan dicela oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak keburukan. (2) Dengan berperilaku buruk terhadap ayahnya … (3) Dengan berperilaku buruk terhadap Sang Tathāgata … (4) Dengan berperilaku buruk terhadap seorang siswa Sang Tathāgata … Dengan berperilaku buruk terhadap keempat orang ini, si dungu, yang tidak kompeten, dan jahat, mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka; ia tercela dan dicela oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak keburukan.
“Para bhikkhu, dengan berperilaku baik terhadap empat orang, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik, mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa. Apakah empat ini? (1) Dengan berperilaku baik terhadap ibunya, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa. (2) Dengan berperilaku baik terhadap ayahnya … (3) Dengan berperilaku baik terhadap Sang Tathāgata … (4) Dengan berperilaku baik terhadap seorang siswa Sang Tathāgata … Dengan berperilaku baik terhadap keempat orang ini, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik, mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa.
Seorang yang berperilaku buruk
terhadap ibu dan ayahnya,
terhadap Sang Tathāgata yang tercerahkan,
atau terhadap siswaNya,
menghasilkan banyak keburukan.
Karena perilaku yang tidak baik itu
terhadap ibu dan ayahnya,
para bijaksana mengkritiknya di sini dalam kehidupan ini
dan setelah kematian ia pergi ke alam sengsara.
Seorang yang berperilaku baik
terhadap ibu dan ayahnya,
terhadap Sang Tathāgata yang tercerahkan,
atau terhadap siswaNya,
menghasilkan banyak jasa.
Karena perilaku yang baik itu
terhadap ibu dan ayahnya,
para bijaksana memujinya di sini dalam kehidupan ini
dan setelah kematian ia bergembira di alam surga.
“Para bhikkhu, dengan berperilaku baik terhadap empat orang, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik, mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa. Apakah empat ini? (1) Dengan berperilaku baik terhadap ibunya, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa. (2) Dengan berperilaku baik terhadap ayahnya … (3) Dengan berperilaku baik terhadap Sang Tathāgata … (4) Dengan berperilaku baik terhadap seorang siswa Sang Tathāgata … Dengan berperilaku baik terhadap keempat orang ini, sang bijaksana, yang kompeten, dan baik, mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka; ia tanpa cela dan di luar celaan oleh para bijaksana; dan ia menghasilkan banyak jasa.
Seorang yang berperilaku buruk
terhadap ibu dan ayahnya,
terhadap Sang Tathāgata yang tercerahkan,
atau terhadap siswaNya,
menghasilkan banyak keburukan.
Karena perilaku yang tidak baik itu
terhadap ibu dan ayahnya,
para bijaksana mengkritiknya di sini dalam kehidupan ini
dan setelah kematian ia pergi ke alam sengsara.
Seorang yang berperilaku baik
terhadap ibu dan ayahnya,
terhadap Sang Tathāgata yang tercerahkan,
atau terhadap siswaNya,
menghasilkan banyak jasa.
Karena perilaku yang baik itu
terhadap ibu dan ayahnya,
para bijaksana memujinya di sini dalam kehidupan ini
dan setelah kematian ia bergembira di alam surga.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com