Kemarahan (2)
Kodhagaru 2 (AN 4.44)
“Para bhikkhu, ada empat hal ini yang berlawanan dengan Dhamma sejati. Apakah empat ini? (1) Menghargai kemarahan, bukan Dhamma sejati; (2) menghargai sikap merendahkan, bukan Dhamma sejati; (3) menghargai perolehan, bukan Dhamma sejati; dan (4) menghargai kehormatan, bukan Dhamma sejati. Ini adalah keempat hal yang berlawanan dengan Dhamma sejati.
“Ada, para bhikkhu, empat hal [lainnya] ini yang selaras dengan Dhamma sejati. Apakah empat ini? (1) Menghargai Dhamma sejati, bukan kemarahan; (2) menghargai Dhamma sejati, bukan sikap merendahkan; (3) menghargai Dhamma sejati, bukan perolehan; dan (4) menghargai Dhamma sejati, bukan kehormatan. Ini adalah keempat hal [lainnya] yang selaras dengan Dhamma sejati.”
Para bhikkhu yang menghargai kemarahan dan sikap merendahkan,
yang menghargai perolehan dan kehormatan,
adalah bagaikan benih busuk di lahan subur:
mereka tidak tumbuh dalam Dhamma sejati.
Tetapi mereka yang menghargai Dhamma sejati,
yang berdiam demikian di masa lampau dan berdiam demikian di masa sekarang,
adalah bagaikan melembabkan tanaman obat-obatan:
mereka tumbuh dalam Dhamma.
“Ada, para bhikkhu, empat hal [lainnya] ini yang selaras dengan Dhamma sejati. Apakah empat ini? (1) Menghargai Dhamma sejati, bukan kemarahan; (2) menghargai Dhamma sejati, bukan sikap merendahkan; (3) menghargai Dhamma sejati, bukan perolehan; dan (4) menghargai Dhamma sejati, bukan kehormatan. Ini adalah keempat hal [lainnya] yang selaras dengan Dhamma sejati.”
Para bhikkhu yang menghargai kemarahan dan sikap merendahkan,
yang menghargai perolehan dan kehormatan,
adalah bagaikan benih busuk di lahan subur:
mereka tidak tumbuh dalam Dhamma sejati.
Tetapi mereka yang menghargai Dhamma sejati,
yang berdiam demikian di masa lampau dan berdiam demikian di masa sekarang,
adalah bagaikan melembabkan tanaman obat-obatan:
mereka tumbuh dalam Dhamma.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com