Rāhula
Rāhula (AN 4.177)
Yang Mulia Rāhula mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, dan duduk di satu sisi. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepadanya sebagai berikut:
(1) “Rāhula, elemen tanah internal dan elemen tanah eksternal adalah hanya elemen tanah. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen tanah; ia melepaskan pikirannya dari elemen tanah.
(2) “Rāhula, elemen air internal dan elemen air eksternal adalah hanya elemen air. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen air; ia melepaskan pikirannya dari elemen air.
(3) “Rāhula, elemen api internal dan elemen api eksternal adalah hanya elemen api. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen api; ia melepaskan pikirannya dari elemen api.
(4) “Rāhula, elemen udara internal dan elemen udara eksternal adalah hanya elemen udara. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen udara; ia melepaskan pikirannya dari elemen udara.
“Ketika, Rāhula, seorang bhikkhu tidak mengakui diri atau apa yang menjadi milik diri dalam keempat elemen ini, maka ia disebut sebagai seorang bhikkhu yang telah memotong ketagihan, melepaskan belenggu, dan dengan sepenuhnya menerobos keangkuhan, ia telah mengakhiri penderitaan.”
(1) “Rāhula, elemen tanah internal dan elemen tanah eksternal adalah hanya elemen tanah. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen tanah; ia melepaskan pikirannya dari elemen tanah.
(2) “Rāhula, elemen air internal dan elemen air eksternal adalah hanya elemen air. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen air; ia melepaskan pikirannya dari elemen air.
(3) “Rāhula, elemen api internal dan elemen api eksternal adalah hanya elemen api. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen api; ia melepaskan pikirannya dari elemen api.
(4) “Rāhula, elemen udara internal dan elemen udara eksternal adalah hanya elemen udara. Ini harus dilihat sebagaimana adanya dengan kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Setelah melihat demikian dengan kebijaksanaan benar, seseorang menjadi kecewa dengan elemen udara; ia melepaskan pikirannya dari elemen udara.
“Ketika, Rāhula, seorang bhikkhu tidak mengakui diri atau apa yang menjadi milik diri dalam keempat elemen ini, maka ia disebut sebagai seorang bhikkhu yang telah memotong ketagihan, melepaskan belenggu, dan dengan sepenuhnya menerobos keangkuhan, ia telah mengakhiri penderitaan.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com