Berbaring
Seyyā (AN 4.246)
“Para bhikkhu, ada empat postur berbaring ini. Apakah empat ini? Postur mayat, postur orang yang penuh nafsu, postur singa, dan postur Sang Tathāgata.
(1) “Dan apakah postur mayat? Mayat biasanya berbaring lurus pada punggungnya. Ini disebut postur mayat.
(2) “Dan apakah postur orang yang penuh nafsu? Orang yang penuh nafsu biasanya berbaring pada sisi kirinya. Ini disebut postur orang yang penuh nafsu.
(3) “Dan apakah postur singa? Singa, raja binatang buas, berbaring pada sisi kanannya, setelah menindih satu kaki dengan kaki lainnya dan menyelipkan ekornya di antara pahanya. Ketika ia bangun, ia mengangkat bagian depan tubuhnya dan menatap ke belakang pada bagian belakang tubuhnya. Jika ia melihat ada ketidak-teraturan atau pembengkakan pada tubuhnya, maka ia menjadi tidak senang. Jika ia tidak melihat ada ketidak-teraturan atau pembengkakan pada tubuhnya, maka ia menjadi senang. Ini disebut postur singa.
(4) “Dan apakah postur Sang Tathāgata? Di sini, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, Sang Tathāgata masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … jhāna ke empat. Ini disebut postur Sang Tathāgata.
“Ini adalah keempat postur itu.”
(1) “Dan apakah postur mayat? Mayat biasanya berbaring lurus pada punggungnya. Ini disebut postur mayat.
(2) “Dan apakah postur orang yang penuh nafsu? Orang yang penuh nafsu biasanya berbaring pada sisi kirinya. Ini disebut postur orang yang penuh nafsu.
(3) “Dan apakah postur singa? Singa, raja binatang buas, berbaring pada sisi kanannya, setelah menindih satu kaki dengan kaki lainnya dan menyelipkan ekornya di antara pahanya. Ketika ia bangun, ia mengangkat bagian depan tubuhnya dan menatap ke belakang pada bagian belakang tubuhnya. Jika ia melihat ada ketidak-teraturan atau pembengkakan pada tubuhnya, maka ia menjadi tidak senang. Jika ia tidak melihat ada ketidak-teraturan atau pembengkakan pada tubuhnya, maka ia menjadi senang. Ini disebut postur singa.
(4) “Dan apakah postur Sang Tathāgata? Di sini, dengan terasing dari kenikmatan-kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, Sang Tathāgata masuk dan berdiam dalam jhāna pertama … jhāna ke empat. Ini disebut postur Sang Tathāgata.
“Ini adalah keempat postur itu.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com