Memasuki
Akusalasamāpatti [Samāpatti] (AN 5.6)
(1) “Para bhikkhu, tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama keyakinan secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika keyakinan telah lenyap dan ketiadaan keyakinan mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(2) “Tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama rasa malu secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika rasa malu telah lenyap dan ketiadaan rasa malu mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(3) “Tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama rasa takut secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika rasa takut telah lenyap dan ketiadaan rasa takut mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(4) “Para bhikkhu, tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama kegigihan secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika kegigihan telah lenyap dan kemalasan mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(5) “Para bhikkhu, tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama kebijaksanaan secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika kebijaksanaan telah lenyap dan ketiadaan kebijaksanaan mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(2) “Tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama rasa malu secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika rasa malu telah lenyap dan ketiadaan rasa malu mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(3) “Tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama rasa takut secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika rasa takut telah lenyap dan ketiadaan rasa takut mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(4) “Para bhikkhu, tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama kegigihan secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika kegigihan telah lenyap dan kemalasan mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
(5) “Para bhikkhu, tidak ada memasuki apa yang tidak bermanfaat selama kebijaksanaan secara kokoh menetap dalam [melatih] kualitas-kualitas bermanfaat. Tetapi ketika kebijaksanaan telah lenyap dan ketiadaan kebijaksanaan mengobsesi seseorang, maka ada memasuki apa yang tidak bermanfaat.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com