Pemakan Makanan
Bhattādaka (AN 5.138)
“Para bhikkhu, dengan memiliki lima faktor, seekor gajah jantan besar adalah pemakan makanan, yang menempati ruang, pembuang kotoran, pengambil-kupon, namun ia tetap dianggap sebagai seekor gajah jantan besar milik raja. Apakah lima ini? Ia tidak dapat dengan sabar menahankan bentuk-bentuk, tidak dapat dengan sabar menahankan suara-suara, tidak dapat dengan sabar menahankan bau-bauan, tidak dapat dengan sabar menahankan rasa-rasa kecapan, dan tidak dapat dengan sabar menahankan objek-objek sentuhan. Dengan memiliki kelima faktor ini, seekor gajah jantan yang besar adalah pemakan makanan … namun ia tetap dianggap sebagai seekor gajah jantan besar milik raja.
“Demikian pula, para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu adalah pemakan makanan, yang menempati ruang, penghancur kursi, pengambil-kupon, namun ia masih dianggap seorang bhikkhu. Apakah lima ini? Di sini, seorang bhikkhu tidak dapat dengan sabar menahankan bentuk-bentuk, tidak dapat dengan sabar menahankan suara-suara, tidak dapat dengan sabar menahankan bau-bauan, tidak dapat dengan sabar menahankan rasa-rasa kecapan, dan tidak dapat dengan sabar menahankan objek-objek sentuhan. Dengan memiliki kelima faktor ini, seorang bhikkhu adalah pemakan makanan, yang menempati ruang … namun ia masih dianggap seorang bhikkhu.”
“Demikian pula, para bhikkhu, dengan memiliki lima kualitas, seorang bhikkhu adalah pemakan makanan, yang menempati ruang, penghancur kursi, pengambil-kupon, namun ia masih dianggap seorang bhikkhu. Apakah lima ini? Di sini, seorang bhikkhu tidak dapat dengan sabar menahankan bentuk-bentuk, tidak dapat dengan sabar menahankan suara-suara, tidak dapat dengan sabar menahankan bau-bauan, tidak dapat dengan sabar menahankan rasa-rasa kecapan, dan tidak dapat dengan sabar menahankan objek-objek sentuhan. Dengan memiliki kelima faktor ini, seorang bhikkhu adalah pemakan makanan, yang menempati ruang … namun ia masih dianggap seorang bhikkhu.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com