Seorang Petugas Pembagi Makanan
Bhattuddesaka (AN 5.272)
(1) “Para bhikkhu, seseorang yang memiliki lima kualitas tidak boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan; ia memasuki jalan yang salah karena kebencian; ia memasuki jalan yang salah karena delusi; ia memasuki jalan yang salah karena ketakutan; ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seseorang yang memiliki kelima kualitas ini tidak boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan.
“Para bhikkhu, seseorang yang memiliki lima kualitas boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan; ia tidak memasuki jalan yang salah karena kebencian; ia tidak memasuki jalan yang salah karena delusi; ia tidak memasuki jalan yang salah karena ketakutan; ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seseorang yang memiliki kelima kualitas ini boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan.”
(2) “Para bhikkhu, jika seseorang yang memiliki lima kualitas ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia tidak boleh diutus. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Jika seseorang yang memiliki kelima kualitas ini ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia tidak boleh diutus.
“Para bhikkhu, seseorang yang memiliki lima kualitas, jika ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia harus diutus. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seseorang yang memiliki kelima kualitas ini, jika ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia harus diutus.”
(3) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas harus dipahami sebagai dungu. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini harus dipahami sebagai dungu.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas harus dipahami sebagai bijaksana. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini harus dipahami sebagai bijaksana.”
(4) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka.
(5) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas ditempatkan di surga seolah-olah dibawa ke sana. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini ditempatkan di surga seolah-olah dibawa ke sana.”
“Para bhikkhu, seseorang yang memiliki lima kualitas boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan; ia tidak memasuki jalan yang salah karena kebencian; ia tidak memasuki jalan yang salah karena delusi; ia tidak memasuki jalan yang salah karena ketakutan; ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seseorang yang memiliki kelima kualitas ini boleh ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan.”
(2) “Para bhikkhu, jika seseorang yang memiliki lima kualitas ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia tidak boleh diutus. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Jika seseorang yang memiliki kelima kualitas ini ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia tidak boleh diutus.
“Para bhikkhu, seseorang yang memiliki lima kualitas, jika ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia harus diutus. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seseorang yang memiliki kelima kualitas ini, jika ditunjuk sebagai seorang petugas pembagi makanan, maka ia harus diutus.”
(3) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas harus dipahami sebagai dungu. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini harus dipahami sebagai dungu.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas harus dipahami sebagai bijaksana. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini harus dipahami sebagai bijaksana.”
(4) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini mempertahankan dirinya dalam kondisi celaka dan terluka.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini mempertahankan dirinya dalam kondisi tidak-celaka dan tidak-terluka.
(5) “Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana. Apakah lima ini? Ia memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia tidak mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini ditempatkan di neraka seolah-olah dibawa ke sana.
“Para bhikkhu, seorang petugas pembagi makanan yang memiliki lima kualitas ditempatkan di surga seolah-olah dibawa ke sana. Apakah lima ini? Ia tidak memasuki jalan yang salah karena keinginan … ia mengetahui [makanan] yang mana yang telah dibagikan dan yang mana yang belum dibagikan. Seorang petugas pembagi makanan yang memiliki kelima kualitas ini ditempatkan di surga seolah-olah dibawa ke sana.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com