Menghafal
Sajjhāya (SN 9.10)
Pada suatu ketika seorang bhikkhu sedang menetap di antara penduduk Kosala di suatu hutan. Pada saat itu bhikkhu itu banyak mencurahkan waktunya untuk menghafal, tetapi pada kesempatan berikutnya ia melewatkan waktunya dengan bersantai dan berdiam diri. Kemudian devatā yang menghuni hutan tersebut, karena tidak lagi mendengar bhikkhu itu menghafalkan Dhamma, mendekatinya dan berkata kepadanya dalam syair:
“Bhikkhu, mengapa engkau tidak menghafalkan bait-bait Dhamma,
Berhubungan akrab dengan para bhikkhu lain?
Dengan mendengarkan Dhamma, seseorang memperoleh keyakinan;
Dalam kehidupan ini juga [si penghafal] memperoleh pujian.”
Bhikkhu:
“Di masa lalu aku menyukai bait-bait Dhamma
Selama aku belum mencapai kebosanan.
Namun sejak saat aku mencapai kebosanan
[Aku berdiam dalam apa] yang oleh orang baik sebut
“Peletakan melalui pengetahuan akhir
Atas apa yang dilihat, didengar, atau diindera.”
“Bhikkhu, mengapa engkau tidak menghafalkan bait-bait Dhamma,
Berhubungan akrab dengan para bhikkhu lain?
Dengan mendengarkan Dhamma, seseorang memperoleh keyakinan;
Dalam kehidupan ini juga [si penghafal] memperoleh pujian.”
Bhikkhu:
“Di masa lalu aku menyukai bait-bait Dhamma
Selama aku belum mencapai kebosanan.
Namun sejak saat aku mencapai kebosanan
[Aku berdiam dalam apa] yang oleh orang baik sebut
“Peletakan melalui pengetahuan akhir
Atas apa yang dilihat, didengar, atau diindera.”
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com