Kendur dalam indria-indria
Pākatindriya (SN 9.13)
Pada suatu ketika sejumlah bhikkhu sedang menetap di antara penduduk Kosala di dalam suatu hutan. Mereka gelisah, congkak, tinggi hati, bertutur-kata kasar, berbicara tidak menentu, kebingungan, tanpa pemahaman jernih, tidak terkonsentrasi, berpikiran kacau, kendur dalam indria-indrianya. Kemudian devatā yang menghuni hutan tersebut, karena berbelas kasihan kepada para bhikkhu tersebut, mengharapkan kebaikan mereka, ingin membangkitkan rasa keterdesakan dalam diri mereka, mendekati mereka dan berkata kepada mereka dalam syair berikut:
“Di masa lalu para bhikkhu hidup berbahagia,
Para siswa Gotama.
Tanpa keinginan mereka mencari dana makanan,
Tanpa keinginan mereka menggunakan tempat tinggal mereka.
Setelah mengetahui ketidak-kekalan dunia,
Mereka mengakhiri penderitaan.
“Tetapi sekarang bagaikan kepala desa di sebuah desa
Mereka membuat diri mereka sulit dipelihara.
Mereka makan dan makan dan kemudian berbaring,
Tergila-gila pada rumah orang lain.
“Setelah dengan tulus Saṅgha,
Aku di sini hanya mengatakan tentang beberapa bhikkhu:
Mereka ditolak, tanpa pelindung,
Menjadi seperti orang mati.
“Pernyataanku ini dibuat dengan merujuk
Pada mereka yang berdiam dalam kelengahan.
Sedangkan pada mereka yang berdiam dalam ketekunan,
Kepada mereka aku dengan rendah hati memberi hormat.”
Kemudian para bhikkhu itu, tergerak oleh devatā tersebut, mendapatkan kembali rasa keterdesakan mereka.
“Di masa lalu para bhikkhu hidup berbahagia,
Para siswa Gotama.
Tanpa keinginan mereka mencari dana makanan,
Tanpa keinginan mereka menggunakan tempat tinggal mereka.
Setelah mengetahui ketidak-kekalan dunia,
Mereka mengakhiri penderitaan.
“Tetapi sekarang bagaikan kepala desa di sebuah desa
Mereka membuat diri mereka sulit dipelihara.
Mereka makan dan makan dan kemudian berbaring,
Tergila-gila pada rumah orang lain.
“Setelah dengan tulus Saṅgha,
Aku di sini hanya mengatakan tentang beberapa bhikkhu:
Mereka ditolak, tanpa pelindung,
Menjadi seperti orang mati.
“Pernyataanku ini dibuat dengan merujuk
Pada mereka yang berdiam dalam kelengahan.
Sedangkan pada mereka yang berdiam dalam ketekunan,
Kepada mereka aku dengan rendah hati memberi hormat.”
Kemudian para bhikkhu itu, tergerak oleh devatā tersebut, mendapatkan kembali rasa keterdesakan mereka.
Kritik dan saran,hubungi : cs@sariputta.com